Hukuman pertama

110 83 12
                                    

Scoups panggilannya, laki-laki dengan tinggi 178cm, dengan tatapan dinginnya membuat orang takut untuk menyelami matanya secara langsung. Ia sedang bermain basket di lapangan indoor milik kampus tersebut. Beberapa member ikut bergabung bersamanya.

Banyak yang mengira bahwa Scoups memiliki sikap yang arogan, jika dilihat dari raut wajahnya dan tentu auranya. Tapi jika sudah mengenalnya, itu semua sirna. Nyatanya sikapnya berbanding terbalik dengan pandangan orang-orang. Ya, namanya juga orang, mereka cuma tau luarnya aja, dalemnya kita nggak tau, bukan?

"Kenapa?" Lelaki tersebut, duduk sebentar untuk istirahat sejenak.

"Mm ... nih buat lo," Sowon memberikan botol minum pada Scoups. Sontak mengundang sorakan dari para member lainnya.

Sorakan itu bukan dalam artian benci, namun lebih tepatnya menggodanya. Jarang sekali Sowon perhatian pada Scoups, mengingat gadis tersebut selalu jadi rebutan beberapa member.

"Thanks," ucap Scoups lalu tersenyum manis, membuat lesung pipinya yang begitu tercetak dengan jelas.

Lalu Sowon berlari pelan, menuju tempat duduk penonton bergabung dengan member lainnya.

"Eciye, Eonnie!" goda Eunha. Sowon tersenyum malu-malu saat para member menyenggol pundaknya untuk menggoda.

"Jadi?" tanya Yuju.

"Jadi apa?" tanya Sowon bingung.

"Prok! Prok!!" timpal Yerin.

"Jadi udah fix milih Scoups?" tanyanya dengan jelas.

"Oh," jawab Sowon, lalu ia memainkan anak rambutnya, "Nggak tau juga, masih bingung."

"Weh gila!" ucap Yerin dengan sangat lantang, membuat member Seventeen yang sedang bermain basket menghentikan kegiatannya dan beralih menatapnya.

"Pelanin!" desis Sowon.

"Gila! Padahal udah lama banget Scoups deketin lo, tapi perasaan lo masih gak sadar? Sumpah! Lo gila, Eonnie!!" omel Yerin.

"Ya kalian tau, susah banget buat lupain," cicit Sowon, "Lagian maksud gue, bukan flat karna nggak ada perasaan, gue masih bingung aja." lanjutnya lagi.

"Tapi menurut gue sih, kalo gue di posisinya Sowon Eonnie. Ya pasti bingung juga," ucap Eunha. "Bayangin aja kalo misalkan Sowon milih Scoups, terus apa kabar dengan perasaan Jeonghan? Apa dia nggak akan sakit hati? Terus gimana dengan persahatan mereka?" lanjutnya lagi.

Perkataan Eunha ada benarnya, ia tak ingin membuat persahabatan member Seventeen terpecah belah hanya karna dirinya.

Ia menimbang-nimbang perkataan Eunha, saking sibuknya dengan pemikirannya sendiri, ia tidak sadar jika para member Seventeen sudah berhenti bermain basket. Kini mereka sedang beristirahat di bangku penonton.

"Mikirin jorok lo ye," ucap Jeonghan yang tiba-tiba duduk di bawah kaki Sowon. Kepalanya ia sandarkan di atas paha gadis tersebut. "Cape gue."

"Ya lagian, tumben banget sih. Biasa juga mageran," ucap Sowon, lalu ia mengipasi Jeonghan.

"Nggak ada kata mager ya, lo yang mager. Inget pas gua ajak lo jogging? Apaan rambut acak-acakan, muka bantal banget!" ledek Jeonghan, dengan wajah jahilnya.

"Ya salah lo sendiri dong, ngajak jogging nggak bilang dulu. Lagian gue juga abis beres latihan malem banget, terus subuh banget lo udah nge-jugruk di rumah gue!" omel Sowon lalu ia sedikit menarik rambut Jeonghan.

"Aaww," ringisnya.

"Rasain!" ucap Sowon.

"Untung sayang," ceplos Jeonghan dengan pelan, tapi masih bisa didengar.

As you wish [ PROSES REVISI ]Where stories live. Discover now