CHP³³

9.4K 720 14
                                    

"bersedihlah secukupnya agar kau bisa merasakan bahagia"

∆00∆

∆00∆

"Mau sampai kapan lo kayak gitu?"

"Kita juga udah bantu nyari sebisa kita Yo,"

"Tapi hasilnya tetap nihil kan."

"Iya, kita juga udah nyari tiga hari berturut-turut, tapi keberadaan Alkan susah di jangkau bak di telan bumi." Ujar Pradipta.

Zio hanya diam melamun, entah mendengarkan para teman-temannya atau tidak, seolah jiwanya melayang entah kemana.

Dirinya dipenuhi oleh penyesalan, dan baru sekarang ia benar-benar merasa kehilangan, bahkan saat Kana menghilang setelah ia tau semua kebenarannya, ia tak merasa sekehilangan seperti Alkan.

Membuat dirinya dihantui oleh penyesalan yang begitu mendalam, ia ingin menyerah, tapi ia belum mendapat maaf dari sang adik.

Dirinya bimbang akan situasi, ditambah dengan keluarganya yang sama frustasi karena Alkan belum juga ditemukan.

"Al please balik, gue butuh lo, maafin gue."

"Tolong maafin gue, jangan siksa gue dengan lo yang ngilang begini, gue gak sanggup Al."

"Tolong balik, gue pengen minta maaf, gue pengen peluk lo,"

"Gue udah gak sanggup lo nyiksa gue dengan lo yang hilang tiba-tiba, bahkan orang rumah pada frustasi gak balik."

"Gue mohon balik Al." Lirih Zio di balik tangannya, kepalanya ia telusupkan di antara lipatan tangannya.

Bara memandang Zio lekat, ia tau betul perasaan sang sahabat, jauh dari lubuk hatinya, ia tak suka melihat keadaan zio yang seperti ini.

Tapi ia bisa apa, dia seperti itu juga karena ulah dirinya sendiri, dan sekarang ia harus mendapat hukumannya.

Begitu menyakitkan kala kau belum mendapat maaf dari orang yang pernah kalian sakiti, mampu menghantui kalian dan membuat kalian gila.

Sama dengan keadaan masion Damian, dimana tengah terjadi frustasi masal, karena si bungsu belum juga di temukan.

"Belum juga di temukan Aldridge?"

"Sama sekali"

"Hahh~ tuhan jangan uji kami dengan seperti ini, kami tak sanggup." Nyerah Baron

Ia tak bisa melihat istri, anak, menantu dan cucu-cucu nya yang seperti boneka hidup.

Sangat menyedihkan.

"Halo?"

Atensi semuanya teralihkan pada Damian yang tengah mengangkat telponnya, raut wajahnya terlihat datar dan menyiratkan kesedihan.

"Halo?"

Damian kembali mengulang ucapannya karena tidak mendapat balasan dari sebrang sana.

TRANSMIGRASI | ALKAN |Where stories live. Discover now