CPH²⁹

12.1K 863 14
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, dan sekarang Alkan sudah berada di kantin bersama dengan Galen ddk tentu saja.

Penampilan Galen yang sedikit berantakan tidak membuat para siswi berhenti berteriak karena ketampanannya, begitu juga dengan yang lain.

Apa lagi Airuz dan Rayki yang sok tebar pesona.

Bukan temen gue sumpah. Pikir lingga menatap keduanya dengan jengah.

"Lo berdua pesan makan, kita cari tempat duduk." Ujar lingga menyuruh si Airuz dan Rayki untuk memesan makanan.

"Samakan saja." Belum sempat keduanya bertanya sudah Devan sanggah terlebih dahulu.

"Oke"

Lalu mereka memilih menuju bangku yang paling pojok, untuk menunggu pesanan mereka.












Bruk

"Ups~ maaf gue sengaja." Tawa gadis itu menatap Alkan yang terjatuh, seragamnya juga sudah basah dan lengket karena ulah gadis itu yang menumpahkan minumannya pada Alkan.

Alkan menatap kedua gadis itu dengan jengah.

"Oho~ lihat, kau membuat minuman ku jatuh sialan!"

Alkan mengeryit kan dahinya. Membuat minumannya jatuh? Bukankah dia sendiri yang sengaja menjatuhkannya?

Oh, yang benar saja.

Seluruh penghuni kantin berhenti menyantap makanan mereka, dan memilih menonton pertengkaran yang di timbulkan gadis pirang itu.

Begitu juga dengan si kembar L, yang menatap sang adik dari jauh.

"Haruskah ku patahkan lehernya?"

Lay menggeleng, menahan tubuh Ley yang hendak menghampiri gadis sialan itu.

"Tenang bung, kita lihat saja dulu. Kalau perempuan itu melukai adikmu kita bertindak." Ujar salah satu siswa Darren Hayes, teman baru si kembar.

"Bener yang di bilang Darren, kita tunggu. Jangan bertindak gegabah," Jayenn Bastion menepuk kedua pundak si kembar pelan.

"Mau lo apa?"

Bella menatap remeh Alkan. "Berlutut, dan meminta maaflah."

Galen menggeram marah di sana, menatap Bella dengan tajam.

Mau cari mati heh?

"Kalau tidak mau?" Alkan menggoda menaikan satu alisnya menatap gadis itu datar.

"Cih! Gak usah sok belagu. Di sini gak bakal ada yang belain Lo sialan!"

"Benarkah? Atau termasuk kau?"

"Maksudmu?"

Alkan menunjuk siswi yang bersama Bella tadi menjauh dengan dagunya.

"Lihat, dia lebih memilih mereka ketimbang kau." Smrik Alkan.

Bella tentu saja emosi, dan langsung menampar Alkan dengan keras.

Bahkan para murid memekik kaget, tapi saat Bella hendak melayangkan tangannya pada Alkan.

Tangan itu melayang dan di tahan oleh seseorang.

Alkan sudah memejamkan matanya, siap merasakan kembali tamparan dari gadis sialan ini.

Tapi cukup lama ia tidak merasakan apa-apa dan memilih membuka kedua matanya.

"Abang"

Lay tersenyum tipis, saat Alkan memanggilnya Abang. Padahal kemarin dia memanggil kembarannya dengan sebutan kakak.

TRANSMIGRASI | ALKAN |Where stories live. Discover now