CHP²⁰

18.5K 1.5K 56
                                    

Hai👋





























































Kangen gak?










































































































Kalian suka gak sih,kalo aku up nya lama-lama?



























































































Atau suka yang cepet?



























































































Kayaknya banyak yang suka up cepat. Iya engga?








































Semua kejadian itu terlalu cepat, padahal baru beberapa waktu lalu Alkan sadar dari koma sebelumnya. Tapi anak itu di nyatakan koma kembali.

Aldridge menatap keponakannya yang menutup matanya rapat, terlihat begitu tenang.

Aldridge sengaja memindahkan Alkan ke masionnya, dan memaksa Zack untuk memindahkan semuanya di masionnya. Dengan alasan agar mereka lebih leluasa memeriksa Alkan.

"Maafkan papa hm. Tidak bisa menjaga baby dengan benar," tangannya tidak henti menggenggam tangan bebas Alkan yang tidak di pasang infus, mengelusnya dengan lembut sesekali mengecupnya lembut.

"Papa mohon sayang, jangan siksa kami lebih lama hm."

"Papa menyayangi mu." Mengecup lama dahi Alkan lama lalu beranjak dari sana.

"Jangan lupa bangun hm." Bisiknya sebelum beranjak pergi dari sana.

Ia harus cepat datang ke masion adiknya, karena sang ayah akan tiba beberapa jam lagi.

Ia harus waspada, takut-takut jika sang ayah akan membuat adik bodohnya itu bertemu ajalnya.

"Semoga saja tidak, mereka harus membayar semua dosa mereka pada Alkan terlebih dahulu. Baru mereka bisa bertemu ajal mereka lebih cepat," monolog Aldridge lalu melangkahkan tungkai kakinya keluar dari kamar nya.

Suara ketukan pantofel dengan marmer itu terdengar nyaring di masion mewah Damian.

Langkah kaki lebarnya melangkah angkuh masuk ke dalam masion, para bodyguard membungkuk hormat saat orang itu memasuki kediaman tuan mereka.

Mata tajamnya menatap masion putra bungsunya yang terlihat sepi, mata elangnya menatap putra sulungnya yang duduk tenang di singel sofa di ruang utama dengan Damian dan juga yang lain tentu saja.

"Kau datang ayah." Melirik sekilas sang ayah lalu kembali memfokuskan pandangannya pada tab miliknya.

Baronju Rajendra menatap putra sulungnya datar, kaki lebarnya ia langkahkan menghampiri Aldridge di sana.

TRANSMIGRASI | ALKAN |Where stories live. Discover now