CHP¹⁰

21.6K 1.6K 25
                                    

Al sudah berada di kamarnya, menghempaskan tubuhnya ke kasur empuk nan nyaman itu.

Menghela napas panjang."Capek bener hidup di sini, kalo ada masalah selalu aja main fisik." Grutunya.

"Tadi juga tu si curut pakek acara ngedrama lagi, cuma kena luka kecil aja udah mewek, kalah sama anak TK." kesal Al saat mengingat kejadian di bawah tadi, untung saja tadi si Damian tua bangka sama istrinya gak lagi di rumah, jadinya dia aman gak dapet double kill pukulannya.

Cklek

Alkan memutar bola matanya malas saat siapa yang masuk ke dalam kamarnya.

Memilih merebahkan tubuhnya yang penuh luka dan berguling-guling tidak jelas.

Aldridge dan Damineil sudah menatap Alkan tajam, tapi sang empu sama sekali tidak perduli.

"Sayang luka mu belum di obati, berhenti melakukan hal konyol seperti itu." Seru Aldridge menghampiri keponakannya itu.

Damineil cukup geram karena Alkan tak menggubris perkataan Aldridge, dan dengan cepat menarik sang adik agar terduduk.

"Santai dong sat, main tarik aja."

Keduanya saling pandang dan menghela napas berbarengan.

"Menurut lah Al, papa jauh-jauh kemari untuk mengobati keponakan papa yang nakal ini." Kata Aldridge berusaha membujuk sang keponakan.

"Gak mau"

"Ayo lah dear, hanya sebentar." Ujar Neil dan mengelus rambut Al lembut.

Ni Damineil yang bringas sama yang tak tersentuh kemana, kok berubah jadi sweeti biti gini.

"Ck, nggak! Udah gak usah maksa, gue baik-baik aja sehat walafiat ga perlu di obati." Ucap Al membaringkan tubuhnya dan menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya, hanya terlihat rambut hitam legamnya saja.

Melihat itu, Aldridge menggeram rendah, cukup sudah kesabarannya di uji, dengan kasar menarik selimut itu dan menatap Al tajam.

Sedangkan sang empu terlihat acuh, matanya masih setia terpejam, tak melihat dua singa yang akan siap menerkam dirinya kapan saja.

Aldridge yag sudah tidak bisa menahan amarahnya pun mendudukkan tubuh Al paksa.

"Sudah mulai melawan hah!" bentak Aldridge membuat tubuh Al terjengit kaget.

"Apa susahnya nurut sama papa dan bang Neil! papa cuma mau mengobati luka mu saja Al!" teriak Neil yang mana membuat tubuh Al bergetar.

"Jawab kenapa diam saja!kemana mulut nakal mu itu!"

Al menunduk takut, seumur hidup baru kali ini ia mendapat amukan dan teriakan sekencang ini. Padahal di kehidupannya dulu keluarga nya tidak pernah membentaknya sekeras ini(⁠〒⁠﹏⁠〒⁠)

"Anjir lah, badan gue kok jadi geter gini babik, bahkan dulu waktu di bentak ayah geternya gak separah ini." Batin Al

"Al apa kau tidak dengar ucapan papa?!" teriak Aldridge.

Habis sudah kesabarannya, segera membalik tubuh Alkan untuk membelakangi nya, menyobek baju yang Alkan kenakan dan dapat Aldridge dan Damineil lihat, banyak goresan di punggung putih milik Alkan.

Dan bocah itu menolak untuk di obati, lawak sekali.

Dengan telaten Aldridge mengobati luka itu, tidak ada yang terlihat parah. Hanya goresan kecil dan panjang karena serpihan guci sialan itu.

Membalik tubuh Alkan dan melepas baju yang bocah itu kenakan, memasang perban pada tubuh kecilnya dan setelah itu mengobati luka pada kedua tangan Alkan yang sama terlukanya.

TRANSMIGRASI | ALKAN |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang