31. Benci

35 4 0
                                    

~Happy Reading~

Apa kata yang sangat membuat kalian sakit hati? Mungkin Benci adalah salah satunya.

Itu lah yang di rasakan oleh Amber sekarang, Devin membencinya karena sebentar lagi Amber akan sembuh. Sepanjang malam Amber hanya diam sambil menatap ketiga anggota keluarganya dengan tatapan sedih, karena dia hanya memiliki waktu sebentar untuk menatap semua anggota keluarganya.

Lusa adalah hari di mana dia harus melakukan operasi demi sang adik, tentu saja Devin akan gembira karena ada seseorang yang mau mendonorkan jantungnya secara cuma-cuma. Malam itu Devin selalu meminta apa pun pada orang tuanya saat dirinya sudah sembuh sehingga melupakan sosok yang sudah mendonorkan jantungnya pada Devin.

Sebenarnya mereka bertiga belum tau siapa yang akan mendonorkan jantungnya untuk Devin, tapi Dokter Ridwan dan Amber sepakat untuk bekerja sama menjaga rahasia terbesar tersebut.

Amber sudah janji untuk tidak menyusahkan mereka berdua lagi, karena selama ini dia selalu merasa banyak menyusahkan orang lain.

"Kak, jujur aku benci kalau cuman Kakak yang sembuh!"

Kalimat itu keluar dengan santainya di mulut Devin, dia tidak peduli dengan raut wajah Amber yang terlihat sedih mendengar ucapan Devin.

"Aku harap... Kakak tidak akan menyusahkan kami lagi seperti bulan-bulan sebelumnya."

Amber memejamkan matanya untuk berusaha melupakan kalimat tersebut, tapi sayangnya kalimat itu tetap ada di dalam kepalanya. Sehingga menghantui Amber sepanjang malam, menatap semua anggota keluarganya dengan tatapan sedih.

Cklek...

Seseorang membuka pintu ruangannya membuat Amber langsung menoleh ke arah pintu tersebut, ternyata Deon lah yang membuka pintunya.

"Loh, Amber kamu belum tidur?" tanya Deon khawatir.

Sekarang dia menutup pintunya secara perlahan agar tidak membangunkan orang tua Amber beserta adiknya, membawa kedua kakinya menuju ranjang Amber.

"Aku belum ngantuk, Kak!" jawab Amber sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Gimana kalau kita jalan-jalan dulu? Lusa kan kamu harus operasi." ajak Deon dengan tatapan memohon.

Dia sudah tau tentang rahasia Amber mengenai operasi nya, karena Dokter Ridwan adalah Ayah kandungnya sudah menceritakan semua masalah Amber dengannya. Dia baru tau kalau selama ini Amber tersiksa dengan kehidupan yang kejam itu, makanya sekarang dia harus menghabiskan waktunya bersama dengan Amber walaupun nanti Amber akan meninggalkan untuk selama-lamanya.

"Boleh, Kak! Kebetulan juga aku bosen di dalam ruangan ini." jawab Amber lalu berusaha untuk turun dari atas ranjang.

Deon langsung sigap menolong Amber agar turun dari ranjang, walaupun Deon menyentuh tangan Amber untuk menolongnya setidaknya Deon memiliki niat yang tulus.

Semoga saja Allah tak cemburu dengan kedekatan mereka berdua, apa lagi Deon menyentuh tangan salah satu muslimah.

"Terima kasih!" ucap Amber lalu menarik tangannya dari genggaman Deon.

Deon yang sadar langsung meminta maaf karena sudah terlalu lama menggenggam erat tangan Amber, walaupun Amber tau kalau pemuda bernama Deon itu memiliki perasaan padanya tapi dia tetap saja ingin selalu dekatnya karena merasa nyaman.

Calon Malaikat Kecil (END)Место, где живут истории. Откройте их для себя