24. Masalah (2)

41 17 28
                                    

~Happy Reading~

Adiva menatap dapur berharap jika Amber ingin membantunya dari kedua orang tuanya, dia mana mungkin bisa menjelaskan masalahnya pada mereka. Apa lagi Adiva belum ada kesiapan untuk menjelaskan semuanya, dia benar-benar takut jika mereka berdua akan mengusirnya dari rumah.

"Gimana?"

"Bu, sebenarnya aku mau minta maaf sama kalian!" ucap Adiva berusaha untuk memberanikan diri meminta maaf.

"Minta maaf untuk apa?"

"Aku sedang mengandung!" jawab Adiva lalu menundukkan kepalanya takut.

"Astaga, Diva! Jangan bercanda! Mana mungkin kamu bisa mengandung sementara kamu aja tidak ada kekasih." sahut sang Ayah sambil tertawa canggung.

"Benar, Ayah! Ini gara-gara..."

Adiva sibuk menceritakan semuanya pada mereka, sehingga melupakan Amber yang sedang menahan rasa sakit di kepalanya. Amber mengeluarkan ponselnya dari saku celana, lalu menekan nomor sang Tante yang selalu dia hubungi.

"Tante! Kepalaku kambuh lagi." cicit Amber saat ponselnya berada di telinga kanan.

Di seberang sana Tante Tina langsung terkejut mendengar suara lirih Amber, apa lagi Amber selalu mengeluh sakit pada kepalanya. Setelah memberikan kabar pada Tante Tina, Amber langsung mematikan sambungan telpon di antara mereka berdua.

Sekarang Amber terduduk lemas di atas lantai kamar mandi, sudah dari berapa menit yang lalu kepalanya kambuh dan terasa sakit.

"Ku mohon! Jangan pukul kepala ku!!" teriak Amber.

Untung saja kamar mandi Adiva kedap suara, jadi Amber tidak perlu khawatir jika mereka bertiga mendengar teriakan kesakitan Amber. Amber berharap Tante Tina dengan cepat menuju ke sini, walaupun tidak mungkin wanita itu datang dengan cepat.

Ponselnya berbunyi menandakan ada seseorang yang sedang menelepon nya, dia meraih ponsel tersebut lalu menekan icon berwarna hijau di layar ponsel.

"Halo Tante?"

"Sekarang Tante ada di luar! Agar kita bisa ke Rumah Sakit secepatnya."

Sambungan telpon itu terputus membuat Amber bersusah payah beranjak dari lantai kamar mandi, berkali-kali dia gagal tapi Amber selalu berusaha agar bisa beranjak dari lantai.

Cklek...

Amber membuka pintu kamar mandi dengan perlahan, lalu menatap keluarga kecil itu dengan tatapan sendu. Dia merasa iri dengan kedekatan mereka bertiga, di mana kedua orang tua Adiva selalu ada di sisinya.

Dengan senyuman sendu gadis itu melangkah keluar, lalu mendekati sekumpulan keluarga tersebut.

"Permisi! Boleh kah saya keluar dengan Tante saya?" tanya Amber dengan wajah pucat.

Ketiganya langsung menoleh dan menatap Amber yang sedang menatap mereka dengan tatapan sayu, Adiva ingin beranjak dari sofa tapi langsung di tahan oleh sang Ayah.

"Kamu di sini saja!" ujar sang Ayah dengan nada dingin.

Ayahnya masih marah pada gadis tersebut, di mana Adiva sudah berani melanggar peraturan mereka berapa tahun yang lalu. Sang Ibu beranjak lalu mengelus puncak kepala Amber dengan lembut, membuat Amber langsung tersedak kaget.

Calon Malaikat Kecil (END)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz