18. Amber yang sabar

44 17 7
                                    

~Happy Reading~


Seminggu kemudian...

Kalian tau apa yang paling melegakan?

Tentu saja saat Ulangan Tengah Semester akhirnya selesai juga, hampir dua Minggu satu sekolah mengadakan Ulang Tengah Semester.

Walau masih Tengah Semester, tapi tetap saja mereka belum di perbolehkan melihat nilai mereka sebelum Ulangan Semester satu. Agar mereka giat belajar lagi nantinya, bahkan siswa-siswi tidak mempermasalahkan nya karena mereka takut melihat nilai-nilai yang ada yang buruk.

"Amber? Kamu mau belajar bareng lagi?" tanya Rehan menatap Amber yang ingin ke kantin sekolah.

"Gak dulu deh, soalnya aku mau makan siang." jawab Amber menolak ajakan Rehan.

Rehan menganggukkan kepalanya paham dengan jawaban Amber, dia tidak mungkin memaksa Amber untuk belajar bersama terus karena ada waktunya mereka lelah karena belajar.

Sekarang Amber dan Adiva sudah duduk di meja makan, keduanya hampir bingung dengan sikap Oliver akhir-akhir ini. Karena setelah Adiva tidak masuk karena ulah Taksa, sekarang gadis bernama Oliver itu seolah-olah menjauhi mereka berdua.

"Div, kamu sadar gak sih sama sikap Oliv akhir-akhir ini?" tanya Amber menatap Adiva yang duduk di hadapannya.

Sementara Adiva tak menjawab melainkan dirinya hanya menggelengkan kepalanya pelan, dia juga merasa begitu kalau si Oliver menjauhi keduanya. Adiva juga bingung, apakah alasan gadis itu menjauhi mereka berdua?

Seketika Adiva diam dan menatap kakinya dengan tatapan sendu, mungkin saja Taksa memberitahu Oliver kalau dirinya pernah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya mereka lakukan. Entah lah akhir-akhir ini juga Adiva selalu mudah berpikir negatif tentang orang lain, bahkan dia juga mudah sekali menangis di pojokan kamar.

"Apa mungkin Taksa kasih tau kalau aku sama dia melakukan itu, ya?"

Amber menoleh ke arah Adiva, karena Adiva tiba-tiba saja mengeluarkan cairan bening dari kelopak matanya. Amber lantas terkejut dan berusaha untuk menenangkan Adiva yang akan menangis, banyak sekali pasang mata yang menatap keduanya dengan tatapan berbeda dari bingung hingga sinis.

"Div, kamu kenapa? Kok tiba-tiba nangis?" tanya Amber sedikit meringis.

Dia sadar kalau banyak sekali pasang mata yang menatap mereka berdua, bahkan banyak juga yang mengira kalau Amber lah yang membuat gadis itu menangis sesenggukan.

Lalu Ibu-ibu kantin datang sambil membawakan pesanan keduanya, detik itu juga Adiva langsung berhenti menangis dan menarik mangkoknya dengan tatapan berbinar. Amber lagi-lagi meringis melihat cara makan Adiva yang sepertinya kelaparan, Amber tersenyum canggung menatap siswa-siswi yang ada di kantin.

Sungguh Amber benar-benar malu dengan Adiva yang kelaparan seperti ini, Amber menepuk keningnya pusing dengan tingkah Adiva.

"Mau menghilang aja rasanya!"

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Saat jam pelajaran Adiva tiba-tiba saja mengajak Amber ke Ruang Kesehatan, karena Adiva terus-terusan mengeluh sakit pada perutnya itu. Amber akhirnya mengantar Adiva ke Ruangan Kesehatan, tapi saat di pertengahan jalan Adiva langsung menahan lengan Amber tiba-tiba.

Calon Malaikat Kecil (END)Where stories live. Discover now