4. Dylan dan Amber

80 45 60
                                    

~Happy Reading~

  Bel istirahat kedua sudah berbunyi, Amber dan Adiva mengikuti Oliver ke kantin bersama. Karena mereka bertiga sudah berencana untuk makan siang di kantin saat jam istirahat kedua tiba, saat tiba di kantin suasana di sana sangat lah ramai.

"Bagaimana ini? Meja sudah penuh semua?" tanya Amber sembari menatap siswa-siswi yang sudah duduk di meja mereka dengan tatapan malas.
Kedua mata Oliver sibuk mencari meja yang kosong, berharap masih ada satu meja yang kosong untuk mereka tepati. Tapi sayangnya tidak ada satu pun meja yang tersisa kosong, sehingga Oliver menggelengkan kepalanya pelan.

"Sepertinya kita harus bergabung dengan teman yang lain?" sahut Adiva menatap meja yang sudah di duduki oleh Dylan dan teman-temannya.

Huff...

Terdengar hembusan napas berasal dari mulut Amber, Amber masih ingat kejadian kemarin sore di mana dia secara tidak sengaja menendang batu kerikil lalu mendarat sempurna di atas kepala laki-laki bernama Dylan itu.

"Ada apa?" tanya Adiva yang kebetulan tidak sengaja mendengar hembusan napas Amber.

Amber menjawab dengan gelengan kepala, dia tidak ingin teman-temannya tau kalau dia sempat mempermalukan dirinya di depan laki-laki. Apa lagi teman sekelas mereka sendiri, lalu mau di letakan di mana wajah cantik Amber?

"Baiklah!"

Ketiganya melangkah kaki mereka menuju meja milik Dylan dan teman-teman, setelah sampai mereka bertiga menjadi pusat perhatian semua anak laki-laki tersebut.

"Permisi! Kami bertiga boleh gabung gak?" tanya Oliver dengan sopan.

"Boleh! Apa lagi ada neng Diva!" jawab salah satu teman dekatnya Dylan panggil saja Abian.

Sementara Dylan tak mengalihkan tatapannya dari Amber, membuat Amber berkali-kali memalingkan wajahnya ke sembarangan tempat untuk menghindari kontak mata dengan laki-laki tersebut.
"Terima kasih!"

Kedua gadis itu langsung duduk dan menyisakan Amber yang hanya berdiri, membuat dirinya lagi-lagi menjadi pusat perhatian mereka.

"Kamu gak mau duduk?" tanya Oliver mengernyitkan keningnya.

"Kayaknya kita harus memesan makanan sebelum Adzan Dzuhur!" jawab Amber langsung melangkahkan kakinya pergi dari meja mereka.
Tanpa banyak bicara Oliver langsung beranjak dari tempat duduk dan berlari untuk menyusul Amber, sepertinya laki-laki itu akan menolong Amber dengan sepenuh hati.

"Kayaknya Dylan suka sama Amber, deh! Lihat aja Dylan langsung membantu Amber." ujar Abian mendapatkan anggukan setuju dari teman-temannya yang lain.

Oliver berusaha sekuat mungkin untuk tidak mendengarkan ucapan teman sekelasnya itu, karena jujur saja dia seperti tidak suka kalau mereka membahas kedekatan Amber dan Dylan.

"Diva? Kalau boleh tau... Kok kalian berdua bisa masuk ke sekolah yang sama? Bahkan asal sekolah kalian juga." ujar Gilang.

Semua teman-temannya juga penasaran, bagaimana bisa mereka berdua bisa masuk ke sekolah yang sama bahkan asal sekolah lama mereka saja juga sama.

"Itu rahasia."

****

Adiva sudah menarik tangan kanan Amber untuk segera ke mushola, sekarang di mushola tersebut terdapat banyak siswa-siswi beragama Islam bersikap untuk melaksanakan sholat Dzuhur bersama. Adiva juga mengajak Amber ke tempat wudhu, terdapat juga siswi yang mengenakan hijab dengan rapi.

Calon Malaikat Kecil (END)Where stories live. Discover now