2. Pertemuan

246 62 129
                                    

~Happy Reading~

Setelah mendengar suara bel masukan berbunyi, Adiva berlari sambil menarik kedua tangan teman-temannya. Sedangkan, Oliver dan Amber hanya pasrah saat Adiva menarik tangan mereka secara bersamaan. Adiva berharap bahwa ketiganya tidak akan terlambat untuk masuk ke kelas, apa lagi hari ini merupakan hari pertama dia dan Amber masuk sekolah baru.

Adiva berdecak kesal saat dirinya lagi-lagi menabrak seseorang di saat dirinya ingin cepat-cepat masuk ke kelas, lalu dirinya segera menatap sosok tersebut dengan tatapan kesal.

"Kalau jalan itu hati-hati!" ucapnya dengan kasar.
Sedangkan Adiva hanya menatap pemuda itu dengan tatapan malas. Seharusnya dia juga marah dengan pemuda tersebut, karena di sini bukan hanya dia yang merasa sakit saat bertabrakan melainkan dirinya juga.

"Maaf! Aku tidak sengaja." jawab Adiva.

Walaupun dirinya kesal dengan pemuda tersebut, tapi dia tentu saja akan mengucapkan kata maaf saat dirinya menyadari bahwa dia juga bersalah jalan dengan cepat tanpa memperdulikan sekitar koridor. Sementara pemuda itu hanya terdiam menatap Adiva dari atas hingga ujung kaki, membuat Adiva seketika terdiam dan menelan ludahnya dengan bersusah payah. Oliver dan Amber yang dari tadi sudah menatap pemuda itu dengan waspada pun membulatkan kedua mata mereka merasa bahwa pemuda itu sangat berbahaya untuk mereka.

"Kamu anak baru itu, 'kan?" tanyanya sembari mengeluarkan seringainya.

Adiva menjawab dengan anggukan kecil, sementara Oliver dan Amber hanya diam di samping Adiva sambil menatap Adiva dan laki-laki itu secara bergantian.

"Berhenti! Kamu jangan macam-macam dengannya, Sa! Karena aku tidak ingin dia menjadi korban mu selanjutnya."

Pemuda itu menarik salah satu alisnya sambil menatap Oliver, ada sedikit meremehkan gadis itu setelah mendengar ucapannya. Dengan cepat Oliver menarik tangan Adiva, karena jarak nya dan Adiva sangat lah dekat sehingga menyisakan Amber dan pemuda tersebut.

"Kenapa kamu hanya diam? Apa kamu menyukaiku?" tanya pemuda itu.
Sedangkan Amber hanya menatap pemuda dengan tatapan sinis. Tapi Amber menarik salah satu sudut bibirnya membentuk senyuman tipis, lalu dia pun melipatkan kedua tangannya di depan dada sambil menaiki sebelah alisnya.

"Dari sisi mana aku menyukaimu?" tanya Amber, "Jika kamu tetap merasa bahwa aku menyukaimu, maka pikiran mu salah. Karena menurutku tidak ada yang istimewa dari mu sehingga aku menyukaimu, bodoh." kesal Amber.

Setelah mengatakan hal itu Amber langsung melangkahkan kakinya pergi meninggalkan pemuda itu sendirian, pemuda itu mematung di tempat karena kali ini adalah kali pertama baginya mendengar seseorang meremehkan dirinya secara langsung.

"Sialan!"

****

Kring... Kring... Kring...

Suara bel itu menandakan bahwa siswa-siswi di perbolehkan untuk pulang ke rumah setelah berjam-jam belajar di dalam kelas, Adiva dan Oliver tentu saja langsung melangkah keluar dari kelas karena buru-buru untuk pulang ke rumah.

"Tunggu!"

Amber menghentikan langkahnya saat ada seseorang menahan tangannya, Amber dengan malas menolehkan kepalanya ke arah laki-laki tersebut.

"Karena kamu sempat meremehkan ku! Jadi jangan salah ku jika teman mu itu menjadi korban ku selanjutnya."

Kedua mata Amber langsung membulat sempurna, dia tau siapa yang di maksud oleh laki-laki tersebut. Karena dia dan Adiva saja yang belum mengetahui sifat asli laki-laki tersebut, tapi sayangnya hanya beberapa orang saja yang mengetahui kalau pemuda di depannya ini pernah menjadikan beberapa siswi sebagai korbannya.

Calon Malaikat Kecil (END)Where stories live. Discover now