16. Rahasia

50 21 11
                                    

~Happy Reading~

Adiva menutupi tubuhnya menggunakan selimut, kemarin sang Ayah tak dapat menjemput dirinya karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Dia tidak menyangka pemuda bernama Taksa itu bisa mengambil mahkota berharganya, dia benar-benar menyesal sudah mengenal pemuda tersebut.

Dia baru tau kalau pemuda itu adalah pemuda yang kasar, seandainya dia mendengar larangan Amber padanya bersangkutan tentang Taksa mungkin dia akan baik-baik saja sekarang. Dia menatap jam yang ada di dinding kamar, dia tersenyum tipis saat melihat jarum jam menunjuk angka dua belas siang.

Dia segera meraih ponsel yang ada di atas nakas, lalu membuka ponsel pintarnya. Dia berusaha mencari nomor milik Amber, dan menekan nomor tersebut dan mendekatkan benda pipih itu ke telinga kanan.

Entah kenapa hanya Amber lah yang dia butuhkan sekarang, dia tersenyum tipis saat Amber mengangkat sambungan telpon di antara mereka berdua.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam!" jawab Adiva lalu mengubah posisinya menjadi duduk di atas ranjang.

"Ada apa, Div?" tanya Amber dari sebrang sana.

"Kamu sudah pulang sekolah 'kan?" tanya Adiva tiba-tiba saja batuk.

"Iya. Kenapa?"

"Aku boleh minta tolong gak? Nemani aku untuk hari ini saja?" tanya Adiva menggigit bibirnya ragu.

Dia takut Amber menolak ajakannya, mereka berdua bukan sahabat baik melainkan musuh selama bertahun-tahun. Jadi kemungkinan Amber akan menolak ajakannya, lalu membiarkan Adiva sendirian di rumah ini dengan perasaan menyesal dan bersalah.

"Boleh! Kebetulan aku sudah di rumah jadi tinggal berangkat ke sana aja." jawab Amber.

Adiva diam lalu menjauhkan ponselnya dari telinga kanan, menatap layar ponsel dengan tatapan tak percaya. Bagaimana bisa gadis itu menerima ajakannya untuk menemaninya di rumah? Bahkan mereka berdua tidak pernah sekali pun akur dengan masalah kecil.

Sambungan di antara mereka berdua pun terputus, karena Amber akan bersiap-siap terlebih dahulu agar cepat-cepat ke rumah Adiva.

Mereka berdua sudah pernah ke rumah masing-masing karena ada tugas kerja kelompok, tapi keduanya sama-sama tidak ada niatan untuk berteman seperti orang-orang di luaran sana.

Berapa jam kemudian Amber baru saja sampai di rumah Adiva karena dia sempat memiliki masalah dengan kedua orang tuanya, hanya karena dia tidak ingin makan bersama akhirnya dia bertengkar hebat dengan keduanya tersebut.

Jujur saja Amber tidak suka makan bersama dengan mereka, karena dia terus-terusan merasa dirinya seperti anak tiri dari pada anak kandung. Sebenarnya Amber lelah dengan kehidupannya, tapi dia berusaha untuk sabar karena mungkin sebentar lagi dia akan meninggalkan dunia ini.

"Kenapa baru datang?" tanya Adiva mempersilakan Amber untuk masuk ke dalam.

Amber langsung mencari alasan yang masuk akal, dia tidak ingin Adiva tau kalau dia sedang bertengkar dengan kedua orang tuanya.

"Biasa! Aku sempat ke minimarket buat beli camilan untuk kita." jawab Amber menenteng kantong plastik besar berisi camilan untuk mereka nanti.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Calon Malaikat Kecil (END)Where stories live. Discover now