31. Manja

13.1K 1.2K 41
                                    

Alvaro memperhatikan Arsen yang sedang sibuk memainkan ponselnya, mereka hanya berdua di ruang rawat Arsen.

Sedangkan Andra mangantar Leo pulang, Bagas ada kerjaan yang tidak bisa dia tinggalkan serta Alkan entah kemana.

"Abang yakin mau pulang sekarang?" Tanya Alvaro memastikan, Arsen langsung menatap Alvaro dan mengangguk.

"Abang yakin dek, abang juga udah gapapa kok"

"Tapi itu luka abang belum benar-benar sembuh"

"Abang gapapa dek" gemes Arsen mengacak-acak rambut Alvaro, adeknya ini terlalu khawatir padanya padahalkan dia sudah biasa dengan luka lebam seperti ini waktu tawuran.

Alvaro diam dan merapikan rambutnya lagi.

"Tapi abang janji ya di mansion nanti harus banyak istirahat"

"Iya dek abang janji"

"Iyain aja deh, biar cepat" batin Arsen, kalau nggak pasti Alvaro nggak bolehin dia pulang pikirnya.

Alvaro menatap Arsen dengan tatapan menyelidik, sedangkan yang ditatap hanya menampilkan raut biasa saja.

"Awas aja kalau abang macam-macam, Al akan rantai kaki abang" ancam Alvaro

"Iya dek astaga, kok adek jadi bawel gini sih"

"Al kan merasa bersalah sama abang, gara-gara Al..." ucap Alvaro dengan raut wajah sedih, Arsen yang melihat itupun langsung memeluk Alvaro

"Stss adek, kan sudah abang bilang bukan salah adek dan abang benaran baik-baik saja" ujar Arsen memotong perkataan Alvaro.

Arsen melepaskan pelukan mereka dan menatap Alvaro lekat sambil tersenyum

"Dan sudah jadi tugas abang buat jagain adek, jadi adek jangan merasa bersalah lagi ya"

Alvaro yang melihat tatapan itu akhirnya mengangguk, Arsen pun langsung mengacak-acak rambut Alvaro dengan senyuman.

Dia dulu bahkan tidak pernah membayangkan dia akan dekat seperti ini dengan Alvaro. Adek yang tidak pernah dia anggap keberadaannya itu menjadi seseorang yang sangat berarti baginya sekarang dan Arsen berjanji akan melakukan apapun untuk melindungi dan membuat bahagia adeknya itu.

"Nah gitu dong sekarang adek senyum, adek keliatan jelek loh kalau gini" ucap Arsen menoel--noel pipi Alvaro, sedangkan Alvaro yang mendengar itu membolakan matanya menatap Arsen.

"Al keren gini masa dibilang jelek sih bang" kesal Alvaro

"Hehe makanya adek senyum biar makin keren" kekeh Arsen

"Oh ya kah" ucap Alvaro polos dan tersenyum lebar menampilkan deretan gigi putihnya.

"Haha adek mau iklan peps*d*nt ya, senyumnya gitu banget"

"Lah kan abang tadi suruh Al senyum"

"Yaa nggak gitu juga dek haha"

"Aaa tau ah" kesal Alvaro, padahal tadi disuruh senyum, ini dia sudah senyum tapi malah dikatawain, aneh banget abangnya itu pikir Alvaro.

"Kenapa?" Tanya Alkan heran melihat Arsen yang tertawa sedangkan Alvaro terlihat kesal.

"Nggak tau bang, Bang Arsen aneh tadi suruh Al senyum, Al udah senyum malah diketawain" cerita Alvaro menatap Alkan

"Biarin aja, selera humornya memang rendah" ucap Alkan dan mengelus rambut Alvaro dan Alvaro pun manggut-manggut menyetujui.

"Sudah selesaikan ketawanya?" Tanya Alkan menatap Arsen.

"Ahh udah bang" jawab Arsen dan tersenyum menatap Alvaro, Alkan pun langsung berjongkok di depan Arsen.

"Ngapain bang?" Tanya Arsen heran

New Alvaro (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang