24. Prasangka

9.3K 1.2K 30
                                    

Bagas masuk ke kamar putra bungsunya itu, melihat Alvaro yang tidur meringkuk dengan badan bergetar karena menangis.

"Alvaro" panggil Bagas lembut dan mengelus rambut Alvaro.

"Daddy hiks" Alvaro langsung duduk dan memeluk Bagas.

Bagas membalas pelukan Alvaro dan melanjutkan mengelus rambutnya, sedangkan Alvaro terus menangis dipelukan Bagas.

Bagas tidak menghentikannya, dia dengan setia menunggu Alvaro selesai menumpahkan kesedihannya.

"Kenapa hiks" isak Alvaro menatap Bagas dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa bang Alkan selalu melarang Al hiks, Al cuma ingin melakukan hal yang belum pernah Al lakukan dulu, apa itu salah hiks"

"Al nggak suka hiks"

Bagas tersenyum dan mengelus puncak kepala Alvaro.

"Nggak kok kamu nggak salah, abang kamu cuma khawatir sama kamu"

"Apa Al segitu nggak berdayanya sampai dikhawatirkan berlebihan seperti itu hiks, Al bukan anak kecil lagi, Al juga bisa jaga diri sendiri hiks"

"Dengarkan daddy" Bagas menjeda ucapannya dan menghela nafasnya panjang kemudian menatap Alvaro.

"Kamu tidak lemah, daddy tau kalau kamu itu kuat, tapi sekarang keadaan tidak memungkinkan untuk kamu keluar dari mansion dan jauh dari kami" ujar Bagas dan membuat bebarapa pertanyaan di benak Alvaro.

"Maksud daddy apa, jadi daddy mau ngurung Al di mansion terus dan nggak boleh keluar" ucap Alvaro sedikit membentak saking kesalnya.

"Daddy juga maunya itu" ucap Bagas menatap Alvaro intens, sedangkan Alvaro menjatuhkan rahangnya menatap tidak percaya Bagas.

"Ternyata daddy lebih parah dari bang Alkan" ucap Alvaro menatap Bagas kesal dan kembali rebahan membelakangi Bagas.

"Keluar" usir Alvaro, bukannya keluar Bagas malah ikut rebahan dan memeluk Alvaro.

"Dengarkan daddy Alvaro"

"Nggak mau dengar" ketus Alvaro

"Ada yang mau memisahkan kamu dari daddy dan abang-abang kamu" ucap Bagas, mendengar itu Alvaro langsung berbalik dan menatap Bagas.

"Siapa?"

"Orang tua mommy kamu"

"Tapi kenapa?" Tanya Alvaro bingung

"Alasannya daddy juga belum tau, tapi yang penting dia ingin merebut kamu dari kami"

Alvaro diam dan menatap Bagas intens untuk mencari kebohongan, namun nihil Bagas tampak serius dan ada kekhawatiran di wajahnya.

"Daddy dan abang kamu hanya tidak mau kamu jauh dari kami lagi, daddy harap kamu mengerti maksud daddy dan abang kamu melakukan ini" ucap Bagas mengelus rambut Alvaro.

"Apa gunanya daddy kaya, kalau nggak bisa menyuruh orang mengawasi Al, Al nggak masalah kok, asal Al boleh pergi bersama bang Arsen dan yang lainnya" bujuk Alvaro menatap Bagas berharap

"Tapi Al, tetap aja daddy khawatir, daddy mau memastikan sendiri kamu aman, dan tempat aman satu-satunya cuma ada di mansion ini"

"Tapi sampai kapan hiks, Al nggak mau terkurung terus di mansion nantinya, Al juga mau pergi main bersama teman-teman Al seperti anak lainnya hiks"

Bagas menghapus air mata Alvaro.

"Maafkan daddy, kalau situasi sudah aman daddy akan membebaskan kamu lagi" ucap Bagas merasa bersalah.

Padahal tadi, dia mengatakan pada Alkan tidak perlu khawatir dan membiarkan Alvaro bersenang-senang, tapi tiba-tiba dia merasa ragu dan tidak tenang membiarkan Alvaro berkeliaran di luar sana tanpa pengawasannya sendiri.

New Alvaro (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang