9. Kecewa2

28.9K 3.2K 1K
                                    

Andra menarik kuat lengan Alea keluar dari ruangan cctv dan menuju taman belakang sekolah. Andra yang sedang emosi melajukan langkahnya, mengabaikan ringisan kesakitan dari Alea.

Sesampainya di taman belakang sekolah, Andra menghempas kuat lengan Alea sehingga membuatnya terjatuh. Alea menangis karena perlakuan kasar yang tidak pernah Andra berikan kepadanya, sedangkan Andra menatap tajam ke arah Alea.

"Maksud kamu apa Alea, kenapa kamu lakukan itu?" Emosi Andra

"Hiks hiks bang Andra kenapa kasar hiks"

"JAWAB" bentak Andra

"Karena Alea nggak suka sama dia hiks"

"Kenapa?"

"Karena dia abang nggak ada waktu sama Alea, karena dia abang selalu bertengkar sama bang Arsen, dan Alea nggak suka hiks" jelas alea

Andra yang melihat Alea menangispun menjadi tidak tega, mau bagaimanapun Alea adek perempuannya satu-satunya walau tidak kandung, tapi mereka tulus sayang padanya.

"Jadi kamu cemburu karena abang lebih perhatian sama Alvaro akhir-akhir ini" ucap Andra lembut

"Iya hiks (tapi boong)" lanjutnya dalam hati

Andra tersenyum kemudian memeluk pinggang Alea.

"Kalian berdua itu adek Abang, dan abang sayang sama kalian, kemarin Alvaro lagi sakit makanya Abang lebih peduli sama dia, abang hanya ingin menebus kesalahan abang sama dia dulu dan memperbaiki semuanya, supaya keluarga kita bisa berkumpul bersama lagi" jelas Andra

"Dan gue nggak mau itu terjadi" batin Alea

"Alea ngerti, Alea juga mau bang Alva diterima yang lainnya hiks, maafin Alea bang hiks, Alea cuma kesal hiks"

"Iya abang maafin, maafin abang juga karena nggak bisa bagi waktu sama Alea, Alea pahamkan keadaan keluarga kita gimana" ucap Andra lembut

"I-iya bang hiks Alea paham, Alea juga bakalan bantu abang hiks"

Andra tersenyum menghapus lembut air mata Alea, kemudian memeluknya kembali, sedangkan Alea tersenyum smirk dalam pelukan Andra sehingga Andra tidak menyadarinya.

Author : "satu kata buat andra"...

.

.

.

.

.

Sedangkan Alvaro sekarang berada di Rooftop sekolahnya.

"AAA BANGSAT, Kenapa lo kecewain gue"

"Gue udah percaya sama lo anjing"

"Hiks hiks sakit, ini kenapa gue takut buat berharap sama lo"

"Baru beberapa hari yang lalu lo minta maaf, dan berjanji buat selalu ada buat gue"
"
"JANJI LO BULLSHIT ANJING"

"GUE BENCI SAMA LO BANGSAT" teriak Alvaro berteriak melepaskan semua sesak didadanya.

Setelah dirasa lelah berteriak, dia duduk di lantai rooftop dan bersandar di dinding pembatas.

Memeluk kedua kakinya, menatap langit biru cerah, tidak seperti perasaannya yang mendung.

"Langitpun nggak mengerti perasaan gue" gumamnya

Namun tanpa sadar Air matanya keluar lagi, dia menggigit bibir bawahnya menahan isakan yang akan keluar dari mulutnya.

"Alvaro gue sekarang harus gimana?" gumamnya, kemudian dia menatap lurus kedepan dengan pandangan kosong, tidak menyadari seseorang yang memperhatikannya dari pintu balkon.

New Alvaro (end)Where stories live. Discover now