MM 2 : Chapter 23 - Car Crash

2.5K 290 297
                                    

Hi Semuanya! Welcome Back To Madame Mafia!

Sebelum mulai seperti biasa....

Bonus : 270 komen

Kalau komennya lebih dari segitu, aku updatenya sehari lebih cepet dari tanggal update biasa, okei?

Jangan lupa vote dulu, yuk!

Happy reading!

~~~

Kobar api menjalar jauh lebih cepat dari yang siapa pun bayangkan. Jona kepanikan, melangkah kembali ke dalam gedung, mencari Carlie. Hanya berdoa satu hal di dalam hatinya, kalau ledakan yang berasal dari kamar mandi perempuan itu bukan kamar mandi yang tengah Carlie tempati. Oh ayolah, gedung sebesar ini tidak mungkin memiliki 1 kamar mandi saja, bukan?

Dan nyatanya, dewi fortuna menjawab keinginannya.

Tidak ada yang ditemukan memasuki kamar mandi perempuan yang terbakar. Yang berarti hanya menyisakan satu kamar mandi lagi yang mungkin Carlie masuki. Karena hanya dua kamar mandi yang kini terbuka untuk publik di gedung ini. Namun di kamar mandi itu bukan berarti kondisinya baik. Bukan juga berarti tidak terjamah kebakaran. Alih-alih, dari dalam, api mulai menjilat-jilat. Masuk melewati saluran pipa kamar mandi, dan membakar pintu bilik demi bilik.

Jona bahkan nyaris terbakar ketika dia mencoba memasuki kamar mandi. "Carlie!" Dia menjerit-jerit. Berkali-kali, sampai kerongkongannya sakit. Dia menendang setiap pintu, tidak peduli walau sepatunya yang begitu mahal menjadi abu, dan mencari di setiap sudut kamar mandi yang terasa membakar itu.

Namun Carlie tidak bisa ditemukan di mana-mana. Jona tidak menjumpainya sama sekali.

Sampai tiba-tiba, seorang menarik kencang kerahnya.

Jona menjerit kencang ketika tubuhnya menghantam ubin yang sama panasnya, merasakan punggungnya terbakar sampai ke daging. Seorang pria ada di atasnya, menggebukinya sampai Jona kewalahan, dia setengah mati menahan bogem pria itu yang menghantam tangannya – yang sudah luka-luka oleh pertikaiannya dengan Volkov – di tambah udara yang sesak, oksigen yang menipis. Semuanya begitu buruk. Semuanya sangat kacau.

Sampai akhirnya dia sadar siapa yang tengah menghantamnya habis-habisan.

Gerald Heston. Ayah Carlie.

"Aku jelas melihat Carlie masuk ke dalam toilet ini! Di mana anakku!? Kembalikan dia!" Dia bagai tengah kesetanan. Bagai pikirannya tidak lagi ada di dalam kepalanya, dan setiap bogemnya hanya dipenuhi amarah juga ledakan emosi yang tak terkendali. Jona ingin menjawab, namun jangankan ada waktu, dia kewalahan menahan pukulan yang bertubi-tubi. "Kau ke mana kan Carlieku, Sialan!? Aku tahu dirimu. Jonathan Grandy, pemilik bar tolol di Eropa itu!"

Jona tidak pernah mengingat barnya tolol namun itu bukan intinya!

Bogem ini terus berlanjut, sampai jalar api menerjang ke arah mereka. Jona membelalak, harus secepat mungkin pergi dari lantai kalau tidak ingin pundaknya terbakar. Karena itu dia berancang-ancang untuk menaikkan kakinya, mengdorong perut Gerald, dan menjelaskan diri. Namun bahkan belum sempat...

"Hentikan, Pak Tua! Apa yang kau lakukan!? Apa kau gila?"

Jona membelalak, mendengar suara yang kelewat familiar itu.

Rian Andira.

Musuhnya. Kini tengah menyelamatkannya.

Apa aku tengah bermimpi?

"Carlie jelas masuk ke dalam toilet dan belum keluar semenjak dia masuk! Dia tidak ada di jalur evakuasi yang diambil Dera dan Charlotte serta yang lain. Bahkan istriku sudah menangis-nangis mencari Carlie ke mana-mana, dan pria ini adalah orang pertama yang masuk kemari. Jelas dia mencurigakan, Bocah Ingusan!"

Madame MafiaWhere stories live. Discover now