Chapter 27

23.8K 2.2K 188
                                    

Aku tidak bisa menceritakan atupun mendeskripsikan tentangnya. Karena, dia terlalu istimewa untuk di ceritakan secara singkat. Juga, dengan kata-kata.

-slvynaa_1453

TANDAI YANG TYPO! MIMIN GAK SEMPAT PERBAIKI.

••• HAPPY READING •••

Suara burung berkicau dengan indah di pagi hari, air embun menetes pada surat kabar yang baru saja jatuh tertiup angin. Suasananya dingin pagi ini. Nazma mengucek matanya agar pengelihatannya seperti sedia kala.

Dia melihat langit-langit kamar, tiba-tiba dia teringat dengan kejadian tadi malam. Adnan terlalu semangat sampai-sampai pria itu tidak mendengarkan dirinya.

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Adnan dengan jubah mandi-yang tadi malam pria itu pakai. Pria itu mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Saat Adnan melihat kearah kasur, ternyata Nazma sudah terbangun. Dia terkekeh saat mengingat jadilah malam panjang itu.

"Sudah bangun hm?" Ucap Adnan, dengan tubuh yang sudah naik ke atas kasur. Dia memeluk tubuh Nazma yang tertutupi oleh selimut tebal.

"M-mas." Gelisah Nazma saat pria itu menghirup wangi lehernya.

"Hm?"

"Minggir, aku ingin mandi." Nazma menarik selimutnya untuk menutupi lehernya agar Adnan tidak berulah.

Adnan terkekeh kecil, dia memeluk Nazma dengan erat. Meski tubuh wanita itu tertutupi oleh selimut. "Apa kau bisa?" Tanya Adnan.

"Bisa."

"Benar?"

Nazma menganggukkan kepalanya yakin, "Iyah."

"Baiklah," Adnan melepaskan pelukannya. Lalu turun dari kasur.

Adnan menatap Nazma yang sedikit kesusahan untuk berdiri, menghela nafas panjang. "Sudah ku tebak kau pasti tidak bisa." Dengan seenaknya, Adnan menggendong Nazma seperti koala. Dia membawa wanitanya ke kamar mandi dengan selimut tebal yang masih menutupi seluruh tubuh Nazma.

Adnan mendudukkan Nazma di atas wastafel, "masih bisa mandi kan?"

"Bisa."

"Bohong."

"Bisa ih." Kesal Nazma, dia menampar pipi Adnan.

Adnan tertawa renyah, "baiklah. Aku keluar."

Setelah mengatakan itu, dia keluar dari kamar mandi. Membiarkan Nazma membersihkan tubuhnya.

Sambil menunggu Nazma selesai, dia membaringkan tubuhnya di atas sofa dengan memandangi TV di depan nya.

Dia tertawa, oh rasanya ingin kembali pada malam tadi.

Hingga 20 menit berlalu Adnan masih dengan khayalan nya. Dia tertawa sendiri sampai-sampai tidak sadar bahwa Nazma sedang berdiri di depannya dengan berkacak pinggang.

Adnan memekik saat menyadari Nazma yang menatapnya marah, "s-sayang.. kau kenapa?" Tanya Adnan pada Nazma sedikit panik.

"Lihat ini!?" Geram Nazma, dia mengangkat gamis hitam yang di robek oleh Adnan tadi malam. "Kau merusak gamis kesayangan ku!"

"Eeee..."

"Apa hah?!!" Nazma melemparkan gamis yang sudah tidak layak di pakai lagi itu ke wajah Adnan, "kenapa kau merobek nya? Jawab!"

"A-aku." Adnan mengangkat kedua tangannya saat melihat tatapan Nazma yang yang tajam.

"Selain kau merobek gamisku, kau juga memaksa diriku!"

Catatan cintaku | Sudah Terbit Where stories live. Discover now