Chapter 21

35.3K 3.3K 434
                                    

Vote 2k dan komen 2k bisa gak ya?

Apa yang telah melewatkan ku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang di takdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku.

-Umar bin Khattab

••• HAPPY READING •••

Ceklek.

Suara pintu terbuka membuat Nazma yang sedang makan malam menolehkan pandangannya kearah pintu ruang rawat nya. Ternyata, itu Kellyn. Gadis itu berjalan kearahnya dengan kepala yang menunduk.

Nazma tersenyum pada Kellyn saat gadis itu mendongak menatap nya, Nazma merentangkan kedua tangannya memberi isyarat bahwa dia ingin memeluk gadis di depannya.

Tanpa pikir panjang, Kellyn masuk kedalam pelukan Kakak iparnya. "Maafkan aku, kakak ipar." Ucap Kellyn, gadis itu menangis di pelukan sang kaka ipar.

"Tidak apa, aku sudah memaafkan mu." Nazma tersenyum dengan mengusap-usap rambut hitam panjang milik Kellyn.

"Kau tak ingin makan?" Tawar Nazma, melepaskan pelukan mereka.

Kellyn menggelengkan kepalanya, "tidak."

"Oh."

"Mommy dimana, Kell?" Tanya Nazma, dia melanjutkan makannya kembali.

"Dia ada urusan malam ini, dan tidak bisa kesini."

"Hah..padahal aku ingin bertemu dengan nya."

"Besok juga pulang, ka." Ucap Kellyn menenangkan Nazma.

Nazma hanya mengangguk sebagai jawaban.

Kellyn menatap wajah Nazma yang sedang makan, jika dilihat dengan cermat. Wajah Nazma cantik, pipinya mulus tanpa ada jerawat. Dan goresan di pipi kanannya yang memberikan kesan indah di wajah nya, senyum yang ayu. Dan hati yang baik, definisi perempuan sempurna di mata Kellyn. Meski tidak ada yang sempurna di dunia ini.

Nazma baik, sangat. Buktinya, perempuan itu tidak pernah memiliki dendam di hati. Dan sepertinya bagi Nazma mengucapkan maaf ataupun tidak, dia akan memaafkan saja. Ya, walaupun bekas nya tidak akan pernah hilang sampai kapanpun.

Seorang ustadz pernah berkata 'hati perempuan itu seperti cermin, mudah memaafkan namun sulit untuk melupakan yang telah terjadi. Misalnya, cermin itu pecah, pecahan cermin itu bisa di perbaiki. Namun, tidak akan memantulkan bayangan yang sempurna lagi.

Memaafkan memang hal yang mudah, namun melupakan apa yang telah melukai itu susah.

"Kakak ipar?"

"Ya?" Nazma meletakkan piring bekas makanya di atas nakas, biarlah nanti suster yang akan membereskannya, "ada apa?" Tanya Nazma.

"Aku izin untuk pamit, mommy memintaku untuk menjemput nya."

"Mommy pulang?" Kellyn mengangguk.

"Ya, kakak ipar. Aku pergi, besok aku dan mommy akan kesini lagi, jaga dirimu baik-baik." Belum sempat Nazma menjawab, Kellyn sudah berlari terlebih dahulu pergi keluar.

Catatan cintaku | Sudah Terbit Where stories live. Discover now