Chapter 25

27.9K 2.1K 173
                                    

Kuasa Allah yang indah, saat aku melihat gurun pasir di kota suci bersamamu.

-Anazma Pramana.

••• HAPPY READING •••

Fajar sudah tiba dan kedua pasutri muda itu baru saja selesai melaksanakan shalat subuh.

Adnan Mendekatkan wajahnya, dan mencium kening Nazma. "Pergi pagi?" Tanya Adnan pada Nazma, yang di jawab anggukan. Adnan tersenyum, "yasudah, kita siap-siap."

Hari ini mereka akan pergi ke gurun, karena besok adalah hari dimana mereka akan melaksanakan ibadah umroh.

Nazma membuka mukenanya, lalu melipat alat shalat miliknya dengan rapih. Dan setelahnya dia letakan di tempat semestinya.

"Pakai ini," Nazma memberikan gamis berwarna putih pada Adnan, beserta sorban untuk pria itu pakai.

"Untuk ku?" Nazma menganggukkan kepalanya, Adnan tersenyum hangat.

Sesegera mungkin Adnan membereskan semuanya, lalu pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

Nazma hanya tersenyum melihat tingkah Adnan yang seperti anak kecil yang bahagia di berikan pakaian baru oleh ibunya. Dia mengambil gamis yang akan dia pakai untuk hari ini, lalu duduk di tepi ranjang. Menunggu Adnan keluar dari kamar mandi.

Hingga beberapa saat kemudian Adnan keluar dengan gamis putih dengan-sorban yang pria itu pegang di tangan kanannya. Nazma menyeringit aneh, "kenapa sorbannya tidak di pakai?" Tanya Nazma, namun Adnan malah menggaruk tengkuknya.

"Aku tidak bisa," ucapnya cengengesan.

Nazma menghela nafasnya, "kemari," dia menarik Adnan agar berjongkok di depannya. Lalu dia mengambil alih sorbannya, memakaikan sorban itu pada kepala Adnan. Dia tersenyum manis saat melihat Adnan yang sangat tampan dengan memakai sorban, "masyaallah tabarakallah." Puji Nazma.

Adnan membalas senyuman Nazma tak kalah manisnya, "terimakasih." Ucap Adnan malu, dia memeluk Nazma.

"Mas?"

"Hm?"

"Minggir, aku ingin ganti baju." Ucap Nazma, Adnan melepaskan pelukannya.

"Hehe.."

Nazma hanya bisa tersenyum, dan dia langsung pergi ke kamar mandi. Tak ingin lama-lama takut-takut keburu siang kesana nya. Lantaran dia ingin melihat arunika di sana.

Setelah tiga menit berlalu kini Nazma sudah selesai dengan semuanya. Perempuan itu sudah sangat rapih dengan gamis berwarna hitam, begitupun tas selempang nya Yangs udah menggantung di pundak.

"Naz." Panggil Adnan, saat perempuan itu ingin memakai lifblam.

Sontak, Nazma memalingkan wajahnya pada Adnan. Yang di lihatnya Adnan sedang menggoyang-goyangkan telunjuknya, "kenapa?"

"No, no, no, jangan pakai itu." Larang Adnan.

"Ya, memangnya kenapa? Mas?"

"Aku tidak suka, kecuali kau memakai hanya untuk ku!"

"Untuk mu?"

Adnan menganggukkan kepalanya, "untuk aku cicipi."

Plak!

"Bicaranya." Kesal Nazma, namun Adnan malah tertawa.

"Jangan pakai itu. Naz, aku tidak suka." Oh ayolah tuan bilang saja kau tidak ingin mangga mu di lirik orang lain.

Adnan berjalan kearah kopernya, lalu mengambil sesuatu yang berwarna hitam. "Pakai." Titah Adnan, Nazma menaikan alisnya saat Adnan memberikan niqab padanya. Jujurnya saja, jantungnya tidak aman saat ini. Dia tau dan paham sangat maksud Adnan.

Catatan cintaku | Sudah Terbit Where stories live. Discover now