Chapter 15

30.7K 2.9K 367
                                    

Kusimpan cintaku dalam diam, kulisankan harapanku dalam doa, ku perjuangkan dirimu dalam Ridho-nya.

-Ali bin Abi Thalib

••• HAPPY READING •••

Setelah mengatakan itu, dia pergi meninggalkan Nazma yang mematung ditempatnya. Sampai-sampai Nazma menjatuhkan mangga yang masih belum habis dia makan.

"Astaga!" Pekik Nazma, ketika menyadari mangga yang sedari tadi ia pegang jatuh. Dengan gerakan cepat dia mengambil mangga itu kembali, lalu membuangnya ketempat sampah.

Nazma memegang bibirnya yang masih terasa sangat bekas bibir Adnan disana, bukannya senang. Nazma malah ketakutan, "b-bibirku?"

"Kenapa dengan bibirmu?"

Nazma menoleh ke sumber suara itu. Sekarang, Nazma sedang berada di depan mansion. Dirinya ingin pergi tuk mengistirahatkan tubuhnya yang merasa pegal, namun dalam perjalanan pikirannya tidak luput dari kejadian tadi. Juga waktu pagi.

"Ha......T-tuan?"

Adnan tersenyum miring membuat Nazma di landa ketakutan, apa lagi ketika Adnan berjalan kearahnya. Hingga tanpa Nazma sadari dia menginjak krikil dan membuat Nazma hampir jatuh jika saja Adnan tidak cepat menariknya, mata Nazma terpejam karena ia pikir dia jatuh ke tanah. Namun, ketika dia merasa ada tangan yang menadah pinggangnya. Dia langsung membukakan matanya, mulutnya terbuka karena syok. Dan bodohnya Nazma tidak menutup mulut itu dengan cepat, hingga dengan sempatnya Adnan memasukkan jari telunjuknya kedalam sana.

"Akh" ringis Adnan ketika Nazma menggigit tanganya, "sakit bodoh!"

Adnan mengepes-ngepes kan tangannya yang terasa sakit, Nazma menunduk dalam merasa bersalah.

"Maaf."

Bruk!

Adnan menjatuhkan Nazma begitu saja tanpa adanya aba-aba, yang membuat Nazma jatuh.

"Aku akan pergi kekantor, siapkan semua kebutuhan ku di kamar sebelum aku kembali ke mansion."

••••••

Hari ini, Nazma ingin pergi jalan-jalan di daerah ini. Dia memang belum akrab dengan orang-orang di sekitar mansion, ataupun luar mansion. Maka dari itu, dia ingin pergi untuk bersilahturahmi pada orang-orang di sekitar daerah nya. Meski letak mansion Serkanda jauh dari perumahan yang ada di depan, tapi Nazma ingin akrab dengan mereka dan mempunyai teman di negara ini.

Setelah mendapatkan izin dari Adnan tadi pagi, dia langsung bersiap-siap. Memakai niqab nya agar wajahnya cantik nya hanya Adnan yang bisa melihat. Sebenernya dia ingin sekali memakai niqab atau cadar setiap hari. Namun, sebelum siap. Biarlah setiap pergi keluar mansion, dia akan menggunakan niqab atau cadarnya.

Dia berjalan sendiri melewati jalan yang cukup sepi, lantaran ini adalah jalan ke mansion Serkanda. Di jalan ini banyak sekali pohon-pohon oak yang sepertinya sengaja di tanam, terlihat dari rapihnya pohon-pohon itu tumbuh indah.

Sekarang, Nazma sudah berada di taman dekat perumahan itu. Dia mendudukkan dirinya di kursi untuk istirahat sejenak. Sudah satu lamanya dia berjalan kesini, jaraknya sangat jauh. Sepertinya Adnan sengaja membangun mansion itu di ujung agar suasananya indah dan juga bersih.

"Helo?"

Nazma menoleh ke sumber suara, "hai," Nazma melambaikan tangannya.

Catatan cintaku | Sudah Terbit Where stories live. Discover now