Chapter 24

30.5K 2.6K 162
                                    

Ku harap, kita berdua akan Amerta di nabastala asmaraloka.

-Serkanda Adnan Brawijaya.

••• HAPPY READING •••

Perjalanan yang panjang, dari mereka yang ingin pergi ke tanah suci. Bekerja keras untuk pergi ke tempat itu, tidak kenal lelah jika diri dan hati memang benar-benar ingin kesana. Menunaikan ibadah sebagai umat muslim.

Adnan dan Nazma baru saja sampai di hotel kota Madinah, Nazma membuka pintu kamarnya. Sedangkan Adnan sedang menarik dua koper besar miliknya dan milik pria itu di belakang sana.

Saat dia masuk, Adnan baru saja datang di depan pintu dengan wajah yang cemberut. Entah apa yang membuat pria itu marah padanya, yang pasti dia tidak peduli. Nanti juga baik lagi.

"Naz!" Kesal Adnan, pria itu menghentakan kakinya.

Nazma yang sedang membereskan barang-barangnya berbalik hanya untuk melihat Adnan yang merajuk, "kenapa?" Tanya Nazma lembut, "cepek?" Tebak Nazma. Namun Adnan hanya diam saja.

Adnan bukanya capek, hanya saja dia kesal lantaran tadi di bawah Nazma akrab sekali dengan pelayan hotel. Apa lagi saat mereka berdua berbicara bahasa Arab yang tidak sama sekali dirinya mengerti. Dia juga tidak akan marah seperti ini jikalau pelayan yang mengobrol dengan Nazma itu bukan pria.

"Biar ku bantu," Nazma menarik dua koper itu, lalu membereskannya di atas kasur. Sebelum di masukkan kedalam lemari, sengaja dia membawa barang-barang banyak. Karena mereka berdua akan cukup lama disini, entah itu 4 hari ataupun satu Minggu lebih.

Adnan hanya diam, dia lebih memilih untuk berjalan kearah kasur dan membaringkan tubuhnya disana. "Mas, aku ingin membereskan barang-barang."

"Lalu?"

"Jangan tidur, lebih baik kau bantu aku."

Dengan malas, Adnan bangkit. Dan dia duduk di depan Nazma dengan wajah yang di tekuk, "kau ini kenapa?" Tanya Nazma saat melihat Adnan melipat baju dengan asal.

"Tidak tau!" Adnan memalingkan wajahnya kesamping dengan bibir yang baju, yang membuat Nazma terkekeh dan refleks menarik bibir Adnan dengan gemas.

"Jelek," kata Nazma, membuat kekesalan Adnan menambah. Terlihat dari sikap pria itu yang tidak memperdulikan ucapnya. "Mas??" Nazma mendekat pada Adnan, namun pada saat Nazma ingin memegang bahu sang suami. Adnan terlebih dahulu mengepeskan nya, "apa kau marah padaku?" Tanya Nazma, "jika memang, bilang lah apa kesalahan ku?"

Geram dengan Adnan, Nazma manarik bahu pria itu agar melihat kepadanya. "Mas!" Kata Nazma sedikit tinggi, "kau kenapa? Jangan seperti ini, jika ada yang salah dengan ku bicarakan."

"Kau mengobrol dengan pelayan hotel tanpa memperdulikan aku tadi!" Ucap Adnan.

Nazma mengangkat kedua alisnya, "kapan?"

"Jangan pura-pura tidak tau seperti itu, tadi aku ingin menggandeng mu kau malah mengacuhkannya dan memiliki untuk melanjutkan obrolan."

"Ya, kapan. Mas?"

"Tadi saat kita di bawah."

Nazma menepuk jidatnya, lalu tergelak. "Ih kenapa malah tertawa!" Kesal Adnan, dia membaringkan tubuhnya dan menyembunyikan wajahnya pada bantal.

Catatan cintaku | Sudah Terbit Where stories live. Discover now