🌷30: Perkara Soto

15.3K 1.3K 49
                                    

“Mama!”

Begitu turun dari mobil, Aluna langsung berlari menghampiri Sena yang berdiri di depan pintu membuat Althair buru-buru mengejarnya dengan wajah panik. “Sayang, jangan lari,” tegur Althair mencekal lengan Aluna, langkah perempuan itu seketika berhenti dan menatap suaminya. “Kamu lagi hamil,” kata Althair mengingatkan.

Aluna mengerjapkan matanya, menepuk dahinya begitu ingat bahwa dia sedang mengandung. “Maaf, aku lupa,” ujar Aluna.

Althair tersenyum tipis lalu menggandeng tangannya melanjutkan langkah menuju Sena yang menatap keduanya bingung. “Ada apa tadi?” tanya Sena begitu keduanya tiba di hadapannya.

Aluna menggeleng, dia mencium tangan Sena lalu memeluk tubuh mamanya. “Kangen!”

Sena tersenyum, mengusap punggung Aluna lembut dan balas memeluk putrinya. “Mama juga kangen banget sama kamu.” Sena beralih menatap Althair, mengusap rambut Althair lembut.

Althair mencium punggung tangan Sena sopan. “Assalamualaikum, Ma.”

“Wa’alaikumussalam, anak kesayangan Mama,” balas Sena membuat Aluna melotot tidak percaya.

“Ih, sejak kapan Althair jadi anak kesayangan Mama?”

“Sejak dia nikah sama kamu,” balas Sena terkekeh.

Ketiganya lalu masuk ke dalam, mereka berjalan menuju ruang tamu yang sudah ada Arsen, Tara, Keenan, serta istri dan anak-anak kakak Aluna. Aluna langsung saja duduk di tengah-tengah Tara dan Keenan, merangkul bahu kedua kakaknya.

Arsen menggelengkan kepala melihat tingkah putrinya. Dia menyambut kedatangan Althair dan memeluknya ala lelaki. “Gimana kabar kamu?”

“Alhamdulillah baik, Pa,” balas Althair, dia juga bertanya balik tentang kabar Arsen.

Arsen menyuruh Althair duduk di sofa, sesekali memperhatikan interaksi Aluna bersama kedua kakak dan kakak iparnya.

“Mama perhatikan wajah kalian berdua berseri sekali hari ini, ada apa?” tanya Sena yang datang dari dapur sembari membawa minuman dan camilan.

Aluna sontak menghentikan candaannya dengan sang kakak, dia bergegas pindah tempat duduk di sebelah Althair yang menggeleng pelan melihat tingkahnya. Althair mengambil tangan Aluna kemudian menggenggamnya.

“Kasih tau sekarang?” bisik Aluna bertanya.

“Iya, tapi kamu saja yang bilang,” balas Althair ikut berbisik.

“Kok aku?”

“Saya bingung gimana bilangnya.”

“Mau sampai kapan bisik-bisik terus?” celetuk Arsen membuat Althair dan Aluna menatap canggung mereka.

Mereka berdua malah bisik-bisik, membuat orang-orang di sana tentu saling berpandangan heran.

“Ehehe maaf, sebenarnya Aluna sama Althair ke sini tuh, karena ….” Aluna melirik Althair, menyuruh Althair saja yang mengatakannya.

Althair berdeham sejenak, dia menatap satu persatu orang di sana. “Kedatangan kami ke sini karena kami ingin berbagi kabar gembira dengan kalian. Alhamdulillah, sebentar lagi kami akan segera memiliki anggota keluarga baru,” jelas Althair.

Sena dan Arsen saling berpandangan, berusaha mencerna ucapan Althair. Aluna berdecak melihat itu. “Aluna hamil,” ujarnya yang langsung disambut pekikan heboh dari kedua kakaknya.

“B-beneran? Mama bakal punya cucu dari kalian?” tanya Sena dengan mata berkaca-kaca.

“Iya, Ma.”

ALTHALUNADove le storie prendono vita. Scoprilo ora