🌷16: Perasaan Bersalah

16K 1.5K 34
                                    

“Keluarga kamu bibit unggul semua, ya, apalagi Rayyan. Maa Syaa Allah ganteng banget! Mana dia pake sorban putih lagi.”

Althair menghentikan kegiatannya yang tengah membaca sebuah kitab, mendengar seruan istrinya yang sedari tadi tidak berhenti memuji Rayyan benar-benar membuat telinganya panas. “Udah mujinya?” tanya Althair dengan tatapan datar.

Aluna langsung merapatkan bibirnya melihat wajah tanpa ekspresi milik Althair. Segera dia mendekat pada sang suami yang duduk di sofa dan memeluk Althair dari samping. “Hehe aku bercanda kok, masih ganteng kamu! Pokoknya suami aku yang paling ganteng!” seru Aluna berusaha membujuk Althair yang masih memasang wajah masam.

“Kamu cemburu?” tanya Aluna lantaran tidak ada respons dari Althair.

Althair menoleh pada Aluna yang kini tengah menaruh dagunya di bahunya sehingga wajah mereka tampak sangat dekat. “Suami mana yang tidak cemburu mendengar istrinya memuji pria lain di depannya, hm?”

Aluna tersenyum lebar, mengecup singkat pipi Althair dan segera memeluknya. “Aku pikir kamu enggak bakalan cemburu tahu!”

Althair menutup kitabnya, meletakkannya di atas nakas. Dia mengusap-usap tangan Aluna yang melingkar di perutnya. “Kamu baru saja melakukan zina yaa zaujati. Dan saya tidak suka itu.”

Aluna meregangkan pelukannya, memandang Althair dengan tatapan bingung. “Zina? Kan, aku enggak ngapa-ngapain,” ujar Aluna terheran-heran.

Althair menyelipkan beberapa anak rambut yang menutupi wajah Aluna ke belakang telinga karena saat ini dia tidak memakai jilbab. “Dengan kamu memuji-muji pria lain disertai perasaan senang, sama saja itu zina,” ujar Althair memberitahu.

“Kok bisa sih?

“Kamu tahu?” Aluna menggeleng, Althair melanjutkan ucapannya. “Zina itu ada beberapa macam, bukan hanya hubungan seksual saja, melainkan dengan sesuatu yang tidak kita sadari.”

“Sebentar.” Aluna menaruh kepalanya di paha Althair, memeluk perut Althair dan mendongak untuk menatap wajahnya. “Ayo lanjut ceritanya.”

Althair menarik bibirnya untuk tersenyum, mengusap dengan lembut kepala Aluna sembari menjelaskan. “Dalam Islam, ada beberapa jenis zina yang perlu diketahui, yaitu zina muhsan, zina ghairu muhsan, dan zina al-laman. Zina muhsan merupakan jenis zina yang dilakukan oleh mereka dengan status telah berkomitmen untuk mengikat janji di dalam suatu pernikahan. Atau kata lain, zina ini dilakukan oleh mereka yang telah beristri atau bersuami. Hal ini sering kali terjadi dan berujung pada perselingkuhan hingga perceraian. Lalu yang kedua adalah jenis zina ghairu muhsan, yaitu zina yang dilakukan oleh seorang wanita atau laki-laki dengan status pernikahan yang belum sah atau belum pernah menikah. Biasanya dilakukan oleh sepasang kekasih atau wanita dan laki-laki yang melakukan hubungan intim sebelum menikah,” jelas Althair.

“Sementara, zina al-laman adalah jenis zina yang sering kita lakukan tanpa disadari. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam bersabda, “Telah diterapkan bagi anak-anak Adam yang pasti terkena, kedua mata zinanya adalah melihat, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berkata-kata, tangan zinanya adalah menyentuh, kaki zinanya adalah berjalan, hati zinanya adalah keinginan (hasrat) dan yang membenarkan dan mendustakannya adalah kemaluan.”

“Zina al-laman merupakan zina yang umumnya dilakukan tanpa kita sadari dengan menggunakan panca indera. Zina al-laman ada 4 jenis yaitu: zina mata (ain). Zina ini terjadi ketika seseorang memandang lawan jenis yang bukan mahramnya dengan perasaan senang. Misalnya seperti kamu melihat seseorang di media sosial atau di film yang kamu tonton, kamu baru saja melakukan zina mata. Yang kedua, zina hati (qalbi). Zina ini adalah ketika memikirkan atau mengkhayalkan lawan jenis dengan perasaan senang, bahagia atau yang tidak wajar. Misalnya seperti kamu membayangkan akan bersanding dengan lelaki lain atau artis yang kamu senangi. Ketiga zina ucapan (lisan) yakni ketika membicarakan lawan jenis yang diikuti dengan perasaan senang atau yang tidak wajar. Seperti yang kamu lakukan tadi, terang-terangan memuji pria lain. Itu juga termasuk zina.”

ALTHALUNAWhere stories live. Discover now