🌷27: Pemenang di Hati

13.3K 1.3K 26
                                    

“Cinta saya padamu, tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata, tidak bisa saya ukur seberapa dalam cinta saya ke kamu. Bahkan kalau diibaratkan dengan semesta yang luas ini, cinta saya lebih luas daripada itu.”
—Safaraz Althair Biantara

🌷🌷🌷

Jabal dalam bahasa Arab berarti gunung atau bukit, sedangkan rahmah berarti kasih sayang. Karenanya bukit ini disebut bukit kasih sayang. Di bukit inilah pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa setelah tobat mereka diterima oleh Allah usai dikeluarkan dari surga.

“Atha, mau foto dong!” seru Aluna menyerahkan ponselnya pada Althair.

“Pakai handphone saya aja.”

Althair mengarahkan ponselnya pada Aluna yang sudah berpose. Beberapa kali dia mengambil gambar Aluna, tentunya dengan asal jepret. Memangnya pria kaku seperti Althair bisa memfoto? Tentu saja tidak, bahkan dalam galeri ponselnya tidak ada foto dirinya sama sekali, mungkin ada tapi itu pun bisa dihitung dengan jari. Sisanya? Foto siapa lagi jika bukan istri tercinta yang setiap hari selalu mengiriminya.

“Coba liat.” Aluna mengambil alih ponsel Althair, melihat hasil foto yang diambil Althair. “Ih, aku belum siap loh udah main cekrek aja,” ujar Aluna protes.

“Tetap cantik.”

Aluna berdecak, dia mengalihkan kamera menjadi kamera depan. Mengarahkan ponselnya pada wajahnya dan Althair. “Atha, senyum dong!”

“Tidak.”

“Dikit aja,” pinta Aluna merengek. Dengan terpaksa, Althair memaksakan bibirnya untuk tersenyum. Itu pun tipis sekali, sampai-sampai Aluna kembali protes. “Yang bener senyumnya, kayak gini.” Aluna menarik sudut bibir Althair untuk tersenyum.

“Yaa zaujati, sudahlah sayang. Ayo kita kembali, sebentar lagi waktu zuhur tiba.”

“Nanti dulu, aku post foto-foto kita selama di sini boleh nggak?” Aluna bertanya sembari mendekat dan menunjukkan fotonya yang baru saja diambil pada Althair. Pria itu menggeleng membuat Aluna mengerutkan keningnya heran. “Kenapa enggak boleh?”

“Saya tidak suka dan tidak akan rela orang lain melihat kecantikan kamu. Kamu milik saya, saya tidak suka berbagi dengan apa yang menjadi milik saya. Hanya saya saja yang boleh melihat kecantikan kamu. Sebaik-baik wanita ialah dia yang bisa menjaga auratnya dan menahan diri untuk tidak menampakkan diri di media sosial,” jelas Althair membuat Aluna terdiam. “Semua perbuatan kita di dunia akan dihisab dan mungkin saja bisa menjadi pemberat kita untuk masuk surga kelak. Dari hal-hal kecil saja, misal ketika kamu memposting foto atau video di media sosial, lalu banyak yang menyukai foto yang kamu posting, itu bisa menjadi pemberat hisabmu kelak.”

“Rasullullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, Aku melihat ke dalam surga, maka kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka, maka kebanyakan penduduknya adalah wanita.” Althair mendekap Aluna dalam pelukan hangatnya, Aluna pun membalas pelukan Althair seraya mencerna kalimat yang Althair ucapkan.

“Saya hanya ingin menjaga kamu dari hal yang tidak diinginkan tersebut. Saya ingin kamu menjadi wanita yang terjaga, wanita yang memiliki rasa malu, dan wanita yang tidak terlena dengan kesenangan dunia. Maaf, apabila ada perkataan saya yang menyinggung kamu, saya tidak bermaksud apa pun. Saya benar-benar hanya ingin menjaga kamu, Nara.”

🌷🌷🌷

Aluna sedang berada di mal bersama Althair, memilih-milih baju mana yang bagus untuk dia pakai. Althair hanya mengawasi, sesekali mengangguk atau menggeleng ketika Aluna bertanya apakah baju yang dia pilih cocok di tubuhnya atau tidak.

ALTHALUNAWhere stories live. Discover now