🌷35: Memaafkan

13.4K 1.2K 62
                                    

Bunda datang ke rumah untuk menemui anak dan menantunya bersama Aruna, tapi Aruna saat ini tengah pergi dengan Althair ke supermarket.

“Kamu masih suka ke dapur?” tanya bunda.

“Iya, Bunda. Kadang Aluna bantu-bantu bibi. Habisnya Aluna bosen kalau enggak ngapa-ngapain, apalagi kalau Atha di kantor,” jawab Aluna.

“Jangan sering-sering, ya. Ingat kandungan kamu, enggak boleh capek-capek. Bunda enggak mau kamu dan cucu bunda kenapa-napa.” ujar Bunda seraya mengelus perut Aluna. “Apa perlu Bunda tambah orang lagi buat bantu kamu?”

“Eh, enggak usah bunda, sekarang aja udah banyak kok, masa mau nambah lagi?” tolak Aluna halus.

Asisten rumah tangga di rumahnya sudah hampir dua puluh orang, belum lagi para bodyguard yang berjaga di luar rumah. Semua itu karena perintah dari Fareez yang tidak ingin kejadian buruk terjadi lagi pada menantunya. Althair pun setuju-setuju saja, dia juga cukup khawatir apabila meninggalkan Aluna sendirian di rumah tanpa pengawasan. Terlebih usia kehamilan Aluna sudah memasuki trimester ketiga.

“Enggak apa-apa, demi keamanan kamu dan calon cucu bunda.”

“Enggak usah, Bun, beneran deh.”

Bunda menghela napas. “Baiklah, tapi ingat, ya, pesan bunda tadi.”

“Iya, Bun.”

Bunda menyerahkan segelas susu pada Aluna yang tadi sempat Althair buat sebelum pergi bersama Aruna. “Diminum, ya.”

Aluna mengucapkan terima kasih, dia meminum susu itu hingga habis. Tiba-tiba Bu Sumi datang dari luar dengan sedikit berlari.

“Non, ada tamu.” kata Bi Sumi.

“Siapa Bi?” tanya Aluna.

“Enggak tahu, Non. Perempuan, kalau enggak salah tadi namanya Liora.”

Aluna terdiam, untuk apa perempuan itu kemari dan dari mana dia tahu tempat tinggalnya? Aluna tersentak saat Bunda menyentuh tangannya, dia menoleh pada Bunda kemudian menatap Bi Sumi dan menyuruh Bi Sumi membawa tamu tersebut masuk ke dalam rumah.

“Siapa Liora? Apa dia teman kamu?” tanya Bunda.

Aluna menggeleng. “Bukan, Bun, dia teman Althair.”

Dahi Bunda mengerut heran. “Seingat bunda, Althair enggak punya teman perempuan, maksudnya kenalan perempuan. Dia bahkan enggak pernah sebut nama perempuan lain saat cerita sama Bunda selain nama kamu,” ujar Bunda membuat pipi Aluna bersemu merah mendengarnya.

Aluna hendak menjawab, namun Bi Sumi datang bersama Liora di belakangnya. Liora tampak terkejut mendapati seorang wanita paruh baya di samping Aluna. Dia langsung menundukkan kepalanya.

“Bi, tolong buat minum, ya untuk Liora.”

“Enggak usah Aluna, aku cuma sebentar kok,” tolak Liora.

Aluna tersenyum tipis. “Enggak apa-apa, tolong, ya, Bi?”

Bi Sumi mengangguk kemudian berlalu ke dapur.

Aluna menyuruh Liora untuk duduk, Liora pun menurutinya. Dia menyalami tangan wanita paruh baya di samping Aluna.

“Bunda, dia Liora dan Liora, ini ibu mertua aku. Bundanya Althair,” ujar Aluna memperkenalkan.

Liora dibuat terkejut mengetahui bahwa wanita paruh baya itu adalah bundanya Althair. Dia menundukkan kepalanya dan menatap penampilannya yang jauh berbeda dengan kedua orang itu yang mengenakan gamis lebar dan menutup sebagian wajahnya dengan cadar. Bunda memperhatikan Liora dengan saksama membuat perempuan itu semakin menunduk malu.

ALTHALUNAWhere stories live. Discover now