27. Tentang Perasaan

402 54 15
                                    

—JEANDRA DAN WAKTUNYA—
.
.
.
.
HAPPY READING




Bisingnya suara teriakan di kelas tak membuat Reina terusik. Biasanya, ketika jam kosong Reina akan merasa senang lantaran bisa bermain bersama Jean dan Ricky. Tetapi, hari ini dirinya tidak bisa melakukan hal itu. Jean tidak dapat masuk ke sekolah lantaran sakit.

Mendapat kabar dari Sean, Reina merasa khawatir dengan kondisi Jean. Ponsel milik Jean mungkin tidak dipegang oleh siapa pun. Pasalnya, ketika Reina menghubungi nomornya pun sama sekali tidak mendapat jawaban.

Suasana kelas yang ramai justru membuat Reina semakin merasa kesepian. Bahkan, Ricky yang ada di sampingnya pun ikut melamun lantaran merindukan sosok Jean.

Ketahuilah, Ricky tidak sejamet itu kalau tidak ada Jean. Bisa dikatakan Ricky aslinya begitu pendiam jika tidak ada teman. Dan kini, temannya justru tidak masuk.

Ricky menoleh ke arah Reina yang tengah menangkup dagunya. Ia senggol lengan Reina membuat Reina langsung menatapnya.

"Ke kantin yuk, Rei? Berisik banget kelas." Memijat pelipis pelan, Ricky berdecak kesal lantaran kelasnya begitu ramai.

Ide Ricky barusan sebenarnya bagus. Karena dirinya pun merasa kesal kelasnya berisik sekali. Tetapi yang ia takutkan adalah, jika nantinya ada guru yang melihat dan berakhirlah dirinya dan Ricky dihukum. Itu yang membuat Reina takut.

Jawaban yang Reina berikan akhirnya hanya gelengan membuat Ricky merasa kecewa.

"Ya udah deh, aku sendiri aja ya? Aku tinggal nih, mau nitip apa?" ucap Ricky dengan wajah yang datar.

"Aku titip susu rasa pisang," jawab Reina.

"Udah gede masih nyusu." Ricky terkekeh pelan setelahnya.

"Biarin aja, emangnya gak boleh?"

"Boleh aja sih, ya udah aku mau ke kantin dulu."

"Nanti uangnya aku ganti, Ky."

"Ganti dua juta."

Reina memutar bola matanya malas. "Udah sana pergi! Nanti keburu ganti jam pelajaran!"

"Iya ibu ratu!" Setelahnya, Ricky langsung saja pergi dari hadapan Reina.

Naura yang sedari tadi mengawasi pun langsung saja bangkit dan mendekat ke arah Reina karena melihat Ricky sudah pergi.

Reina yang melihat itu pun tersenyum manis membuat Naura ikut tersenyum pula.

"Rei, boleh aku bicara sama kamu?" tanya Naura kepadanya.

Tentu saja Reina mengangguk tatkala mendengar itu. "Boleh, mau bicara apa?"

Naura menghela napas sejenak sebelum berbicara. Lantas setelahnya, Naura menatap Reina dengan serius.

"Ini soal Jean, aku udah lama suka sama Jean. Tapi karena dia deket sama kamu, aku sama sekali gak pernah berbicara sama dia. Karena Jean selalu sama kamu. Aku minta sama kamu suatu hal bisa?"

Reina bergeming. Mendengar penuturan yang dilontarkan oleh Naura membuat dirinya merasa sedikit emosi sekaligus bersalah. Tetapi di sisi lain, Reina seakan tak rela jika nantinya Jean dekat dengan Naura. Tapi di sisi lain juga, Reina tak mau jika pertemanannya dan Naura akan hancur hanya karena perasaan suka.

Jeandra dan Waktunya  Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora