07. Merasa Aneh

591 71 25
                                    

—JEANDRA DAN WAKTUNYA —
.
.
.
.
HAPPY READING

"Rionandro Sean."

Jean menatap laki-laki yang ada di hadapannya dengan tatapan tak menyangka. Di dalam hati bertanya, apakah laki-laki ini adalah sosok anak kecil yang terkena bola ketika Jean di usia sepuluh tahun?

Ia tatap wajah itu dengan lamat-lamat untuk mencari sesuatu yang bisa saja terlihat sama. Apakah benar dugaannya? Karena dari sorot mata saja Jean dapat berkata bahwa sangat mirip.

"Rumah kamu di mana?" tanya Jean lantaran merasa penasaran.

"Jean, kamu kok banyak tanya sih. Mending balik ke kelas aja lah yuk! Bau obat di sini mah," ajak Ricky.

Jean lantas menghadap ke arah Ricky dengan memasang wajah yang terlihat kesal. "Kamu bisa diem dulu gak sih? Ini aku lagi tanya sama ini orang!"

"Rumah aku di komplek melati di deket halte dan lapangan," jawab Sean dengan datar.

Jean yang mendengar itu membulatkan matanya, dugaannya benar. Mendengar nama Rio saja Jean sudah dapat menebak bahwa Rio yang ada di hadapannya adalah Rio yang terkena tendangan bola tujuh tahun yang lalu.

Jean bergeming. Ia lantas menoleh ke arah Ricky yang saat ini tengah duduk di samping Reina.

"Ada apa?" tanya Ricky dengan wajah yang datar.

"Kita ke kelas aja yuk, Ultraman juga tidak kuat dengan bau obat di sini."

"Jean, aku ikut ke kelas. Bantuin aku jalan ya?" ucap Reina dengan memohon.

Jean yang melihat itu tentu saja mengangguk. Akhirnya, ia dan juga Ricky membawa Reina untuk keluar dari UKS dengan meninggalkan Sean yang masih termangu di dalam sana.

"Itu Jean, kan? Tujuh tahun yang lalu, dia dimarahin sama Ibu." Sean langsung saja berjalan keluar dari UKS.

***

Dinginnya angin malam tak membuat Jean jera untuk tetap berada di luar rumahnya. Ia pandangi langit malam yang tampak begitu indah dengan ribuan bintangnya.

Desir angin mulai menelusup masuk ke dalam tubuh. Dinginnya mulai terasa di tubuh yang hanya memakai kaos oblong berwarna putih itu.

Bulu-bulu di tangan Jean sudah mulai berdiri akibat rasa dingin yang menyeruak masuk ke dalam kulit. Jean mengusap pelan kedua tangannya. Meskipun begitu, ia enggan sekali masuk ke dalam rumah.

Alasan Jean tak ingin masuk ke dalam rumah karena saat ini tengah ada tantenya berkunjung ke rumahnya. Jean hanya panik jika tantenya akan kembali mengatakan hal-hal yang membuat hatinya kembali lemah.

Daripada ia harus merasakan hatinya kembali merasa lemah akibat ucapan demi ucapan yang diberikan oleh tantenya, lebih baik ia menghindar saja bukan?

"Kamu kenapa di sini?"

Mendengar itu otomatis Jean menoleh. Matanya menatap tantenya yang kini justru menyusulnya. Dan sudah dapat dipastikan, Jean akan dicaci maki serta dijelek-jelekkan lagi.

Jean hanya diam saja dengan menatap datar tantenya itu. Dan satu lagi yang perlu diketahui, tantenya adalah orang yang kerap sekali menghasut ayahnya untuk tak sayang kepadanya. Dan itulah alasan Jean benci sekaligus takut jika ayahnya tak akan sayang lagi kepadanya.

Jeandra dan Waktunya  Where stories live. Discover now