EXTRA PART 2

14.3K 1.3K 30
                                    

||~~~~~🦋HAPPY READING🦋~~~~~||

6 tahun kemudian....

Enam tahun berlalu baby Alec dan Alice kini sudah menjadi bocah yang banyak tingkah kecuali Alec, bocah Alec sendiri cenderung pendiam dibandingkan saudarinya Alice yang bergerak aktif.

Blammm...

Suara pintu terbuka lebar, tersengar diruangan bernuansa abu-abu itu.

"Daddy," teriak Alice bocah enam tahun itu, ia berlari kearah Zen yang sedang duduk dimeja kerjanya.

Zen yang tengah meeting melalui zoom mendengus, ketika melihat putrinya, yang berlari kearahnya.

"Daddy gendong, Daddy," Alice merentangkan tangannya ingin digendong oleh pria itu, Zen melirik putrinya yang memang celana kerjanya, dengan tangan yang dipenuhi oleh coklat.

"Daddy!" Geram Alice ketika pria itu masih mempertahankan posisinya menatap layar laptopnya.

"Meeting sampai disini, hari senin kita bertemu di kantor," setelah mengatakan itu Zen lalu mematikan laptopnya, ia menatap putrinya.

"Kenapa putri daddy kotor hem?" Tanya Zen seraya berdiri lalu mengangkat putrinya, ia menatap wajah putrinya yang dipenuhi oleh coklat.

"Daddy kakak marah," ucap Alice, Zen menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa?"

"Alice," suara itu membuat Zen dan Alice menoleh, disana ada Alec yang tengah berdiri di ambang pintu.

"What happened?" Tanya Zen pada putranya.

"He's naughty daddy, Alice membuat bajuku kotor," Alec menunjukkan kaos putihnya yang kini ada bercak coklatnya.

"No, Alice tidak sengaja daddy," ujar Alice.

"Kau sengaja," balas Alec dengan wajah datarnya, Zen menghela nafas kasarnya kedua anaknya memang sering bertengkar.

"Sudah, mommy akan memarahi kalian, Alec sekarang pergi ganti bajumu," tak membantah daddynya Alec langsung pergi dari hadapan mereka.

"I'm sorry daddy," lirih Alice ia mundukan kepalanya.

"Minta maaf sama kakakmu," ucap Zen.

Alice menatap daddynya. "Kakak akan memarahi Alice," tuturnya.

Zen menggeleng. "Tidak, dan sekarang ayo, putri daddy harus dibersihkan," Zen membawa Alice keluar ruangan, mereka berjalan menuju lantai dua.

Zen memasuki kamarnya, membawa Alice yang berada digendongannya menuju kamar mandi, Zen mendudukan Alice di meja wastafel lalu mengambil tisu yang berada disana dan membersihkan coklat di wajah Alice.

"Mommy akan memarahimu karena memakan cokelat," tutur Zen.

"Mom tidak akan tau dad," ujar Alice, mereka memang dilarang makan coklat terlalu banyak, Zen menggelengkan kepalanya, setelah selesai ia menggendong kembali Alice lalu membawanya keluar kamar.

Mereka menuruni undakan tangga menuju lantai satu, Zen membawa Alice keruang tengah disana ada Alec yang sedang nonton.

"Dimana mommy mu?" Tanya Zen pada putranya, Alec yang sedang fokus menatap layar televisi lalu menoleh.

"Butik dad," jawab Alec, Zen mengangguk dan mendudukan Alice di sofa, hari ini hari Sabtu, seperti biasa Zen akan meliburkan diri, kecuali tadi ada proyek yang harus dibahas oleh karyawannya jadi ia memutuskan untuk meeting online melalui zoom.

"Disini dulu, jangan menganggu kakakmu, daddy akan ke kamar dulu," peringat Zen pada Alice.

"Iya dad," Alice mengangguk lalu menyandarkan punggungnya di sofa menatap layar televisi didepannya.

Zen kemudian menjauh dari sana, dua bocah itu larut dalam serial kartun Upin & Ipin hingga tak sadar Alice sudah tertidur disofa.

Alec menoleh kearah Alice ketika mendengar suara dengkuran halus, adikknya itu sudah tertidur pulas.

Alec memutar bola matanya dengan malas. "Daddy," panggil Alec, Zen yang baru saja turun dari lantai dua lalu menghampiri mereka.

"Alice tidur dad," adu Alec, Zen menengok kearah putrinya itu, dan benar saja bocah lima tahun itu tertidur disana.

"Daddy bawa kekamar dulu," Zen mengangkat putrinya membawanya menuju kamar bocah itu.

Bersamaan dengan itu Feli memasuki rumahnya dengan membawa beberapa barang belanjaan, seperti sayuran dll.

"Kok sepi?" Tanya Feli saat melewati ruang tengah.

"Alice tidur mom," jawab Alec.

Feli mengangguk lalu berjalan ke dapur, sejak 4 tahun yang lalu wanita itu memutuskan untuk mengurus rumah sendiri dan mengurus kedua bayinya tanpa bantuan siapapun kecuali Zen.

Feli memasukkan bahan-bahan makanan di dalam kulkas, sekarang sudah pukul 11.00 a.m, ia akan memasak untuk makan siang.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," suara bariton itu terdengar dari luar rumah.

"Waalaikumsalam," jawab Feli dari dapur, ia sudah tau siapa yang datang kerumahnya siang-siang begini.

"Baby boy dimana daddymu?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Defran membuat bocah 6 tahun menatap mereka malas.

"Aku bukan baby boy, paman," celetuk Alec, yap yang datang adalah Defran bersama Neo dan istrinya Deira, Ibra dan istrinya Hanna, Reinan dan istrinya Sheilla.

Mereka duduk disofa, Alec sendiri tak memperdulikan orang-orang dewasa itu.

Zen turun dari lantai dua, ia menaikkan sebelah alisnya ketika melihat teman-temannya.

"Ngapain Lo semua kesini?" Tanya Zen, ia duduk disamping Alec.

"Yaelah, tadi habis ke rumahnya Langga jadi mampir deh," jawab Neo.

"Feli mana?" Tanya Deira istri Reinan, mereka menikah setahun setelah kelahiran baby twins dan mereka telah di karuniai satu anak laki-laki, berumur 3 tahun, sedangkan Neo dan Deira menikah setelah 3 bulan Reinan melangsungkan pernikahannya, Deira kini sedang hamil anak pertama, ya bertahun-tahun menanti sang buah hati, akhirnya Deira mengandung, kini kandungannya sudah masuk 7 bulan, dan Ibra menikah baru setahun lalu, istrinya juga sendang mengandung dua bulan.

"Nggak tau katanya di butik," jawab Zen.

"Mommy udah dateng," sahut Alec cepat, sudah dipastikan daddynya akan menanyai dirinya, lebih baik ia menjawab duluan.

"Mungkin didapur," tutur Zen, ia mendengus, Alec baru 7 tahun dinginnya minta ampun apalagi jika sudah dewasa.

"Ngapain?" Mereka menoleh kearah Feli, yang sedang membawa toples cemilan lalu meletakkannya di meja.

"Maen," jawab Neo.

"Orang jelek dilarang bertamu," kata Feli, membuat Neo melotot kearahnya, ia lalu berdecak.

"Lo ngapain dari dapur?" Tanya Ibra.

"Mau masak ini," jawab Feli.

"Kita bantuin," sahut Deira

"Ho'oh, kita bantuin deh," sambung Sheilla.

"Nggak apa-apa nih? Lo berdua lagi hamil?" Tanya Feli.

"Nggaklah," dua wanita itu lalu berdiri.

"Ya udah ayo," Feli, Deira, dan Sheilla berjalan menuju dapur meninggalkan para pria-pria tua itu disana.

||~~~~~~~=====🦋🦋======~~~~~~~||

Vote yee bestie komen juga😁

NEW LIFE TIANA or FELICIA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang