Kelahiran sang twins

33.1K 3.2K 177
                                    

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Beberapa menit kemudian mereka sampai kerumah sakit, Zen membawa Feli masuk kedalam, ia membaringkan Feli ke brankar yang dibawa oleh dokter dan dua orang perawat, mereka membawa Feli keruang persalinan.

"Harap menunggu," kata dokter itu, mereka berdiri didepan ruangan, perasaan cemas menjadi satu, apalagi Zen.

"Hubungin yang lain Def," tutur Ibra, Zen kemudian menghubungi keluarga Feli.

Ceklek...

Pintu terbuka. "Suaminya?"

"Saya dok," sahut Zen.

"Mari masuk," Zen kemudian mengikuti langkah dokter itu, dilihatnya Feli sedang meringis kesakitan, detak jantung Zen rasanya ingin melompat saat itu juga.

Ia terlebih dulu memakai pakaian medis, dan menghampiri Feli, Zen memegang tangan Feli.

"S... Sakit," rintihan itu membuat Zen dag-dig-dug serrr.

"Bertahan sayang, untuk anak kita," bisik Zen, Feli memekik sakit, ia mencengkram kuat tangan Zen.

"Tarik nafas dok, lalu hembuskan," Feli mengikuti instruksi sang dokter.

"Sekarang berkuat ya dok," Feli mulai berkuat, keringat membanjiri wajahnya, Zen meringis melihat itu, hatinya sakit melihat Feli seperti ini, tapi mau bagaimana lagi.

"Lagi dok," Feli kembali berkuat, hingga suara mahluk baru berbunyi.

Oekkk...oekkk...

"Ahh baby boy," ucap seorang suster.

Seketika air mata Zen terjatuh, hatinya bergetar, mendengar suara itu, suara anaknya.

"Lagi dok, lagi," Feli kembali berkuat, kali ini keluarnya agak susah.

"Y...yang kalo aku shhh, ada apa-apa jangain anak kita akhhh," Feli berkuat lagi, mendengar hal itu membuat dada Zen seperti tertusuk pisau.

"Nggak yang, kamu harus kuat demi baby twins yang," air mata Zen mengalir deras, ia menangis tanpa mengeluarkan suara.

"Akhh."

Oekkk...oekkk...

"Baby girl."

Seketika itu pula Feli menutup matanya, Zen membola. "Yang, sayang," Zen panik ketika Feli tak bergeming.

"Sayang, yang," air mata Zen kembali luluh, ia tak siap kehilangan istrinya, tidak siap.

"Dokter istri saya," dokter itu langsung mendekat kearah Feli, ia memeriksa detak jantungnya.

"Astaga," panik dokter itu ketika detak jantung Feli kian melemah.

"Sayang," Zen menepuk pipi Feli, tetap saja tidak ada sahutan.

NEW LIFE TIANA or FELICIA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang