Ngakak sampe ngik ngokk!!! Ceritanya hanya sebagai penghibur.
Mengandung konsep diluar Nurul dan tak habis pikri.
Bagaimana jadinya jika Felicia si gadis galak dan bar-bar bertransmigrasi kedalam tubuh seorang gadis bernama Tiana.
Mampukah gadis itu...
Warning!!! Hanya dipart ini para Tetangga sebelah muncul disini
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||
"Shitt."
"Woi Kenzo," Kenzo berbalik menatap seseorang yang menyebutkan namanya, disana ada Radit dkk, lihatlah bahkan di acara formal seperti ini mereka tak lepas dari pandangan teman-temannya.
"Ngapain?"
"Dih lo kira, lo doang anak konglomerat, gue Fandi dari bapak Arsanjaya," pamer Fandi, mereka menatap Fandi dengan malas.
"Bodo amat," celetuk mereka.
"Aduhh ada dede gemesh, wah siapa tuh," ujar Dion saat melihat Vio mengandeng tangan Zen, mereka mengikuti arah pandang Dion.
"Lah itu kan cowok yang dateng dirumah gue buat ngejemput Vio," tutur Radit ketika melihat orang yang dikenalinya itu.
"Beneran lo?"
"Ho'oh, tuh orang ngakunya Vio ceweknya," tak tau kah mereka bahwa perkataan Radit membuat laki-laki disampingnya sedang mengeram kesal, ingin sekali ia menyeret Vio keluar dari gedung laknat ini.
Edo melirik kearah Kenzo, seperti ia mempunyai ide yang bagus. "Emm... Ehemm cocok banget Ya Allah, nikah aja langsung nggak usah pacaran," ujar Edo secara tiba-tiba, mereka mengenyit menatap Edo, Edo memberikan kode dengan matanya, mereka kemudian menoleh kesamping Radit, disana Kenzo menatap tajam kearah Vio dan Zen.
"Waduh rupanya ada yang cembukur," sahut Radit.
Pletakk...
"Cemburu oon," Edo menoyor kepala Radit.
"Nggak usah ditoyor juga kali," Radit menyentil bibir Edo.
"Bibir seksi gue," Edo memegang bibirnya.
"Berisik," Kenzo kemudian berjalan menjauh dari teman-temannya itu.
Mereka memerhatikan Kenzo yang sedang menahan amarah. "Bego bener dia yak, namanya juga pesta ya pasti berisiklah, kalo sepi kuburan namanya."
"Temen lo tuh," mereka kemudian menyusul Kenzo.
"Mau kemana woi."
"Nyari cewek," Edo lalu berlari menyusul mereka.
Disisi lain Zen membawa Vio kepada mamanya. "Ma," panggil Zen, mamanya kemudian berbalik.
