08. The Boy in the Silk Pyjamas

9.7K 526 19
                                    

Ada dua jenis orang kaya di dunia ini: satu yang ingin dijadikan teman oleh semua orang, dan yang lain adalah them against the world. Jenis yang selalu diperbincangkan. Memberi punggung. Musuh besar semua kaum.

Tobias adalah jenis yang pertama. Aura cowok itu tidak bisa dibohongi. Ketika Tobias pertama kali menunjukkan dirinya di Basalt, aku dapat merasakan atmosfer di ruangan berubah seratus delapan puluh derajat. Napas-napas tercekat. Kilatan mata penasaran. Wajah-wajah terperangah.

Dan kemudian, ada Faux.

Semua orang tahu Faux. Semua orang tahu pekerjaan orangtuanya. Semua orang tahu Faux pernah menjadi tuan rumah pesta-pesta paling kontroversial di kota ini. Semua orang masih mengira Faux menyelenggarakan pesta-pesta itu, bahkan aku, sampai aku mendengar soal kecelakaan Faux dan menggali-gali informasi soal cowok itu lewat portal berita Basalt di akun sosial media bikinan mahasiswa kurang kerjaan yang barangkali bosan mampus di apartemen mereka. Aku menghabiskan berjam-jam menggulirkan foto-foto yang dibagikan admin akun Instagram tidak-resmi Basalt, dan menemukan kecelakaan Faux telah diberitakan dua tahun lalu. Faux kecelakaan setelah main basket untuk klub lamanya yang latihan di Star-Biz, sebuah country club di pinggir kota ini. Mereka punya gimnasium raksasa di dalam Star-Biz, dan di sanalah Faux dan antek-anteknya semasa cowok itu masih menikmati hidup bermain.

Faux sangat pendiam. Saat Faux dan aku menjadi satu kelompok dalam masa orientasi, cowok itu jarang sekali mengutarakan saran atau ide-idenya. Cowok itu pemendam akut. Bukan tipe pemimpin yang disegani. Faux terkenal karena predikat super rich kid-nya, dan itu bukan jenis predikat yang disukai orang-orang di universitas. Orang-orang di universitas tidak suka orang kaya yang kelihatan tidak bisa apa-apa. Aku mengerti itu, tapi aku bukan salah satu dari mereka. Semua orang kelihatan tidak bisa apa-apa ketika aku baru mengenal mereka. Barangkali itu hanya pikiranku yang terlalu sederhana, tapi aku tidak bisa membenci Faux begitu saja ketika cowok itu teramat-sangat baik padaku, mengundangku ke pestanya, dan menyelamatkanku dari Daniel yang hampir saja menyerangku di toilet. Cowok itu mungkin memang tidak bisa apa-apa dan seorang anak tunggal kaya-raya yang hobi menghambur-hamburkan duit orangtuanya, gonta-ganti mobil, dan jarang nongkrong di sekitar kampus; tapi Faux bukan orang jahat. Dan Faux tidak pantas menerima kata-kata kotor yang orang-orang tujukan padanya.

Karena meskipun begitu, tempat yang semua orang kunjungi untuk berkencan, menonton basket, melihat matahari terbenam adalah daerah kekuasaan Faux.

Hari final, aku mendapatkan kursi di sebelah Faux. Lagi. Kali ini aku datang dengan sepiring hotdog dan milk tea. Ketika aku duduk, Faux merunduk dan mengangkat gelas minuman yang sama denganku.

"Uh," kataku, "hai."

Faux berusaha tersenyum manis, tapi entah kenapa senyum itu tampak terlalu dipaksakan sehingga tampak lucu di wajahnya. "Hai juga, Axelle." Faux menyodorkan kepalan tangannya, dan aku menunggu selama beberapa saat hingga aku yakin Faux memang mengajakku bertos. Aku membalas tinjunya pelan-pelan. "Aku juga suka rasa stroberi." Faux menyedot minumannya. Dia mengawasiku saat aku merapikan tas dan meletakkan gelas minumanku di kolong kursi.

Aku mendengarkan basa-basi DJ yang agak terlalu kepanjangan itu dengan bosan. Kulirik Faux sekilas dan mendapati cowok itu sedang menatap ponselnya dengan ekspresi datar. Aku berjengit sesaat. Itu tingkat kecerahan paling rendah yang pernah kulihat disetel seseorang di ponselnya. Jika Faux, di bawah matahari, bisa melihat dengan tingkat kecerahan semacam itu, bertambah lagi hal yang bikin orang-orang iri padanya. Aku iri padanya. Karena dia tampak begitu menikmati apa yang dia miliki di saat semua orang asyik berbicara soal dia. Faux sangat siap untuk kehidupan Hollywood. Kurasa beberapa orang memang dilahirkan dengan ketahanan seperti itu bersama mereka. Orang-orang terpilih.

Saints & SinnersWhere stories live. Discover now