[52]

613 31 0
                                    

Seren menerjapkan matanya ketika kedua pipinya ditepuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seren menerjapkan matanya ketika kedua pipinya ditepuk. Gadis itu membuka matanya kala melihat Wafa yang duduk di sampingnya. Entahlah dia rasa gara-gara menangis tadi malam, dia jadi tidak dengar suara adzan subuh.

"Sholat dulu! Aku imamin."

Mendengar kata yang dilontarkannya membuat gadis itu mengerutkan keningnya.

"Kamu gak ke masjid?" tanyanya dengan suara sedikit serak. Ah, suaranya jadi hilang karena menangis berlebihan tadi malam.

Wafa menjawab dengan gelengan kepala. "Hari ini aku mau ngimamin istriku dulu. Sejak menikah kan aku tidak pernah mengimami istriku sendiri."

Wafa terkekeh mengatakan itu. Seren memasang wajah lesu, tidak seperti biasanya.

"Soal tadi malam..."

Wafa menghembuskan nafas nya. Ternyata benar dugaannya kalo Seren masih saja memikirkan tentang kejadian tadi malam.

"Udah, bahasnya nanti aja ya! Yang penting sholat dulu! Bangun, cuci muka, wudhu, pake mukena, jadi makmumku." Perkataan Wafa yang ini berhasil membuat Seren melengkungkan sudut bibirnya.

"Mau digendong kah?" tawar Wafa yang membuat Seren menggeleng keras. Namun, Wafa tidak menggubris jawaban Seren. Laki-laki itu malah menggendong Seren tanpa izin yang membuat Seren menjerit-jerit.

Seren menyalami tangan Wafa setelah melakukan sholat subuh. Betapa terkejutnya ia ketika Wafa merapatkan kedua tangannya ke kanan kiri kepalanya. Laki-laki yang menggunakan setelan sarung dan peci itu mengecup keningnya yang sebagian masih terbalut dengan mukena.

Ah sial!

Wafa benar-benar paling pintar dalam mengubah-ubah perasaan. Padahal kemarin dia dibuat menangis bisa bisanya sekarang malah dibuat baper lagi.

"Maafkan aku soal tadi malam! Aku gagal menjadi suami. Tetapi aku tidak sepenuhnya gagal, karena aku sudah punya kamu. Makasih karena sudah menjadi istri yang hebat."

Seren terdiam cukup lama memandang mata Wafa. Wafa memiliki mata yang sendu, yang membuat orang manapun akan tenang hanya dengan menatap matanya.

"Berikan aku kesempatan untuk membahagiakanmu. Kamu istriku. Tegur aku jika aku melakukan hal yang menyakitimu!"

Seren menganggukkan kepalanya mengimbanginya dengan tetesan air mata lagi. Berbeda dengan tadi malam, jika tadi malam adalah air mata kekecewaan kalo ini adalah air mata kebahagiaan.

"Hari ini aku mau kita jalan-jalan. Liburan sepuasmu!"

"Aku pernah janji kan kalo aku akan mengajarimu menunggang kuda? Ayo kita lakukan!"

Seren tersenyum mendengarnya. "Memangnya kamu gak kerja?"

"Kerja itu nomer tiga dalam rumah tangga. Nomer satunya itu membahagiakan istri."

Alwafa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang