[34]

363 35 3
                                    

"Saya antar kamu pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya antar kamu pulang."

Seren menggeleng dengan keras. Dia tidak ingin pulang untuk hari ini. Dia masih ingin disini, menyendiri dengan ketenangan.

"Aku gak mau pulang," balas Seren.

"Terus kamu mau menginap disini?" tanya Wafa.

"Iya."

Wafa berdiri sambil menepuk celananya yang sedikit berdebu. Dia menunduk menatap gadis yang masih diam memandang danau itu dengan hembusan nafasnya.

"Ayo!"

"Kemana?" tanya Seren sedikit mendongakkan kepalanya menatap lawan bicaranya yang sudah berdiri.

"Pulang."

"Aku bilang gak mau pulang." Seren kembali mengalihkan pandangannya ke danau.

"Kalo ada ikan paus terus makan kamu gimana?" Wafa sedikit menakut-nakuti gadis itu supaya ia mau pulang.

"Gak ada ikan paus yang hidup di danau," balas Seren dengan malas.

"Tapi ada buaya, dia juga bisa makan kamu."

"Buaya jantan akan takut sama buaya betina," balasnya tanpa mau melirik lawan bicaranya.

Wafa tampak menghembuskan nafasnya. Sungguh, membujuk seorang wanita lebih sulit daripada membujuk Kurama (Kucing Wafa) untuk tidak berak sembarangan.

"Kita jalan-jalan!"

Seren membulatkan bola matanya saat mendengar ucapan Wafa. Gadis itu mendongak menatap Wafa dengan penasaran. Apa baru saja Wafa mengajaknya jalan-jalan? Dia tidak salah dengar kan?

"Serius?" tanya Seren yang langsung diangguki oleh cowok itu.

"Tapi habis itu pulang," balas Wafa yang membuat Seren tersenyum merekah.

"Kita jalan-jalan kemana? Ke mall? Ke taman? Ke pantai?" tanya Seren dengan semangat.

"Ke masjid."

Seren berdercak kesal mendengar jawaban Wafa. "Ish Wafa, itu mah namanya bukan jalan-jalan. Itu namanya ibadah."

"Bercanda, kamu mau kemana?" tawarnya dengan lembut.

"Kemana ya? Aku sih pengen ke pasar malam," balas Seren.

"Pasar malam? Adanya pasar pagi kalo hari ini."

"Terus kemana dong? Bosen ke pantai terus."

Seren sedikit bingung menentukannya. Semuanya sudah pernah ia coba. Membosankan!

"Saya punya ide. Gimana kalo kita pergi ke kebun."

Seren membulatkan matanya mendengar saran dari cowok itu. Gadis itu menatap cowok itu dengan bingung.

"Kebun? Memang disini ada kebun? Kok aku gak pernah liat?" tanya Seren penasaran.

Selama enam belas tahun dia tinggal, dia tidak pernah menemukan kebun. Padahal, dia ingin sekali pergi kesana. Pasti sangat sejuk dan tenang. Dia sangat menyukainya.

Alwafa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang