[21]

382 38 0
                                    

Gerakan sholat sudah hafal, dan niatnya juga lumayan gampang dihafal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gerakan sholat sudah hafal, dan niatnya juga lumayan gampang dihafal. Hanya saja dia masih belum menguasai surat-surat pendek. Percayalah saat ujian kelulusan SMP dia menyogok guru agamanya supaya langsung meluluskannya saja.

Seren hanya bisa menggeleng - gelengkan kepalanya, heran kenapa dirinya bisa senakal dan seberani itu. Tapi dia lebih heran dengan guru agama yang mau-mau saja menerima uang sogokannya.

Kali ini dia hafalan lagi dihadapan adik kelasnya yang bernama Vanila itu. Bukannya malu, justru dia malah bersemangat. Dia duduk bersila sambil mendengarkan celotehan adik kelasnya yang sedang menjelaskan tentang sholat.

"Sekarang Nila kasih pertanyaan ya kak supaya kakak lebih inget," ucap Nila yang membuat Seren langsung menggerakkan tangannya untuk hormat.

"Berapa jumlah rokaat sholat subuh?" tanya Nila memulai memberi pertanyaan.

"Dua, ah elah gampang banget itu," jawab nya dengan wajah yang bangga.

"Magrib?"

"Tiga," jawabnya lagi.

"Dzuhur?"

"Empat." Kali ini jawabannya sangat cepat hampir melampaui pertanyaannya.

"Ashar?"

"Lima."

"Salah! Tidak ada sholat yang jumlahnya lima rokaat," balas Nila yang membuat Seren menyiritkan dahinya.

Gadis itu mengangkat kelima jarinya dan menghitungnya. "Satu... dua... tiga... empat... lima... Lah bener."

Terlihat Nila yang menepuk jidatnya pasrah, dia tidak tau kakak kelasnya itu hidup di dunia mana. Enam belas tahun tapi tidak tau jumlah rakaat dalam sholat. Kalo mualaf sih dia maklumi, ini islam dari lahir! Gimana orang gak heran coba?

"Inget kak, 24434. Subuh dua rokaat, dzuhur empat rokaat, ashar empat rokaat, magrib tiga rokaat, dan isya empat rokaat. Mudah kok!" Nila kembali mengajari Seren untuk mengingat kata kunci itu.

"Subuh dua... Dzuhur empat... Ashar... Li- eh empat... Magrib tiga... Isya? Empat." Seren mengejanya dengan pelan sembari memainkan jarinya untuk menghitung.

"YEY GUE BISA!"

Seren berdiri dan meloncat-loncat, dia berputar-putar sambil mengangkat tangannya. Nila yang melihat itu hanya tersenyum. Dia heran dengan tingkah gadis itu. Hafal rokaat sholat aja senangnya kayak hafal 30 juz.

"Keren gak sih Nil? Gue hafal ahahaha." Seren melengkungkan tangannya memeluk Nila dengan hati yang senang.

"Iya kak keren," balas Nila ikut senang.

"Lo cocok deh jadi guru ngaji Nil, eh bukan guru ngaji lagi, tapi ustadzah," ucap Seren.

"Aamiin doain ya kak, bulan besok Nila ikut lomba hafiz Quran antar kecamatan," ucap Nila yang membuat Seren langsung melepaskan peluknya.

Alwafa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang