•Mengungkap

6 3 1
                                    

^Happy Reading^


Pagi telah tiba. Seperti hari-hari biasanya, keluarga besar itu sudah stay di sebuah ruangan. Yakni, ruang makan. Mereka akan melakukan sarapan paginya.

"Kalian sarapan dulu ya. " ucap Riana, sembari menyodorkan beberapa menu makanannya.

"Oke Ma. " sahut mereka.

"Mama masak dari jam berapa sih? Kita lihat-lihat masakannya suka udah siap semuanya. " tanya Razka.

"Ya iyalah udah siap semua. Orang Mama bangunnya suka pagi banget. Gak kayak lu bang, susah bangunnya. " yang menyahut bukan Riana, melainkan Hairiz lah yang menjawab.

"Heh, gue nanya ke Mama bukan ke elu Hairiz Alvarel. " ucap Razka, dengan nada tinggi.

"Ya maaf, gue kan cuman jawab doang dengan apa adanya. Emang salah ya?" Hairiz menunduk takut.

"Kagak. Salahnya lu malah berani jawab. Kan gue gak nanya sama lu. " masih dengan nada tinggi seorang Razka.

"Makanya, jangan bangunin singa masih pagi gini. Lu sih yang salah. " bisik Johan.

"Wah parah lu mah bang. Lu ngatain bang Razka si..-" ucapan Hairiz terpotong, karena tangan Johan lah yang lebih awal menutup mulut julid nya itu.

"Apa Riz? Lu mau ngomong apa heh?" tegur Razka, dengan tatapan datar.

"Enggak jadi bang. Hhe, " Hairiz mengalihkannya.

"Udah, lanjutin sarapannya. Mama emang suka subuh masaknya. Makanya, udah siap semua. " kata Riana.

"Nah, denger tuh. " sorak yang lain.

"Ya udah sih, gue kan cuman pengen tau. " kata Razka.

"Ahh elu. Palingan juga lu mah basa basi doang. Atau enggak, gabut. " timpal Nakata.

"Sembarangan lu. " ketus Razka.

"Udah ya, bentar lagi pukul 7 ini. " peringat Rusyadi.

"Eh iya bener.  Hairiz baru sadar. " kaget Hairiz.

"Kayak yang iya aja lu Riz. " bisik Johan.

"Emang iya. " kekeh Hairiz.

"Oke sip. " sahut mereka serentak.

Hairiz pun terdiam, tak dapat berkutik.

Waktu terus berjalan. Saat ini mereka sudah berada di tempatnya masing-masing. Ya, mereka semua sudah tiba di tempat yang biasa mereka melakukan aktivitas nya. Ada yang ke kantor, kampus, sekolah, dan ibunya pergi ke supermarket.

SMAN 5 SILA

Hairiz sudah tiba di pelataran sekolahnya. Dia berjalan memasuki koridor sekolah. Tak lama, ketika dia sedang berjalan perlahan, tiba-tiba di belakang, ada seseorang yang menepuk pundaknya. Hairiz cukup terkejut atas itu.

"Woy. Sendiri bae lu. " Ryan lah pelakunya.

"Astaga. Gue kira setan Yan, " umpat Hairiz.

"Sembarangan lu. " bentak Ryan, tak terima.

"Haha, canda Yan. Ya habisnya, lu kalo dateng suka tiba-tiba. Makanya gue kaget. " cibir Hairiz.

"Gitu aja kok kaget. " ejek Ryan.

"Yeee, " cibir Hairiz lagi.

"Ehh, gimana Riz sama si Chika. Setelah sekian lama lu kenal jauh sama dia?" Ryan langsung to the point ke topik pembicaraan.

"Gimana apanya?" Hairiz tak mengerti.

"Hubungan lu sama dia, elahh. " jawab Ryan.

"Gue sama dia cuman sebatas temen kali. Gak lebih kok. " dusta Hairiz.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 28, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TERLALU CINTA [On Going]Where stories live. Discover now