24 - Welcome to the Hell

158 23 0
                                    

Gaisss, di chapter ini ada yang mati- eh maksudnya berpulang🥹🥹 rest in piece🥹 ayo sumbang votenya biar q semangat n sumringah lagi🥹🥹

(n.) ·–&–· = ditempat lain.
        ____ = beberapa jam kemudian.

Playlist;
Tomboy // (G)I-dle





Happy reading



Pagi ini, Chloe sibuk dengan ponselnya. Masih mencoba menghubungi Kakaknya yang masih belum pulang. Menanyai semua teman Kakaknya, mulai dari teman kantor, teman lama semasa sekolah, hingga teman yang lumayan akrab pada Kakaknya. Namun, tidak ada satupun yang tahu keberadaan Kakak laki-lakinya.
Apakah ia harus melapor ke polisi?

Satu pertanyaan yang selalu melayang di kepala Chloe. Haruskah ia melaporkan hal tersebut?

Menggelengkan kepalanya pelan, ia akan mencoba mencari Kakaknya sendiri tanpa melibatkan pihak berwajib atau polisi.

"Woy!"

Panggilan itu langsung membuat Chloe terkejut, bahkan ponsel di tangannya hampir terjatuh.

Chloe mengedipkan matanya beberapa kali. "Santai dong njir?!"

"Ya lagian daritadi dipanggilin kaga nyaut, noh makan tuh bakso." Lawan bicaranya— Agnes menyahut lagi. "Lagian elu ngapa dah? Bengang-bengong mulu, kesurupan mampus lu." Lanjutnya sembari menyeruput kuah bakso.

Menghela napasnya, Chloe pun menjawab. "Gini, dari kemaren Kakak gue belom pulang. Di telponin gak diangkat, chat gak dibales kan gue nya khawatir." Katanya, mengaduk-aduk isi mangkuk menggunakan sendok.

Agnes meminum es teh tawarnya sebelum menjawab Chloe. "Mmh, itu, lembur kali. Kan ada tuh lagu yang liriknya 'kerja lembur bagai kuda' terus ada juga pepatah 'bekerjalah seperti tuyul, walau tidak terlihat tapi hasilnya jelas', penghasilan Kakak lu jelas kan?"

Chloe menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Iya sih, penghasilan Kakak gue jelas. Tapi ya masa kerja gak pulang-pulang."

"Udahlah biarin aja, Kakak lu udah gede ntar juga pulang." Sahut Agnes lagi. "Ke Tuhan." Lanjutnya dalam hati.


·–&–·

Drrk...

Pintu besi berwarna hitam telah terbuka dan menampakkan seorang wanita tengah berdiri dengan tangannya yang masih memegang pintu.

"Hello, welcome to the hell." Sapa si wanita kemudian menutup pintu tersebut. Membuat ruangan menjadi agak gelap.

Ada satu lampu yang menerangi pria dibawahnya. Pria dengan alis yang berkerut marah tidak terima dan mulutnya yang ditutupi oleh kain putih.

Wanita tadi hanya mengulas senyum lalu menghampiri pria itu. Pria yang terduduk pada sebuah kursi, kedua tangannya terikat kebelakang dan kedua kakinya diborgol pada kaki kursi.

"Pria yang malang." Kata sang wanita, meremehkan pria didepannya.

Ketika penutup mulutnya terbuka, pria itu langsung mengeluarkan emosinya. "Kenapa lu bawa gue kesini anjing?!"

Hanya mengulas senyum, wanita itu menjawab. "Kenalin, Shia. Lo Astérix ya?"

Astérix meludahi wajah wanita yang ada didepannya, membuat Shia— Dolores berkedip pura-pura terkejut lalu mengelap wajahnya yang sudah terkena air liur anjing.

"Lo mending diem deh njing, muka lo itu kayak anjing tau gak. Telponin pacar gue sana, handphone gue ada sama lo kan?" Astérix merendahkan wanita itu.

One Kiss Away from Killing[✓]Where stories live. Discover now