22 - VVIP Room

274 26 0
                                    

Haloioioioioio apa kabar semuaaaa kakak-kakak tercintahhh luv luv, di chapter akan ada yang pesan kamar VVIP lhoooo, ssttt siapa ya, mau apa nih?🤫 Kepoin yuu, jangan lupa buat votenya ayangg.

(n.) Mature content 18+
       ·-&-· = ditempat lain.

Playlist;
Weapon // Itzy
Tomboy // (G)I-dle





Happy reading



Suara hembusan angin laut membuat rambut si gadis tertiup. Gadis itu sedang menikmati keindahan pantai pada sore hari ini bersama seorang lelaki. Bukan, itu bukan pacarnya melainkan Kakak laki-lakinya.

Sepasang Kakak-adik itu sangat menikmati hari ini. Mulai dari pagi mereka berjoging bersama, saat siang hari makan siang bersama seraya beristirahat di kedai yang menjual Gelatto dan tentu saja sang adik memborong semua varian gelatto.

Dan saat ini, mereka memutuskan untuk mengakhiri hari dengan melihat sunset di pantai.

"Kak, indah ya." Ujar sang adik- Chloe pada Kakaknya- Astérix.

Menoleh kearah Adiknya sebentar, Astérix menjawab. "Iya." Hanya itu jawabannya dan kembali menikmati angin laut yang berhembus tenang.

Kakak-adik itu sangat dekat, bahkan tahu rahasia masing-masing. Bahkan Chloe juga tahu kejahatan Kakaknya namun Chloe tak mempermasalahkannya.

"Chloe, pulang yuk. Udah sore banget." Ucapan sang Kakak menyadarkan Chloe dari lamunannya. Chloe hanya mengangguk menyetujuinya.

Dari jauh, gadis berambut sebahu lengkap dengan setelan serba hitam sedang memperhatikan Chloe dan Astérix.

"Jalan pulang." Kata si gadis pada lawan bicara di telepon.

Lawan bicaranya terkekeh. "Tutup teleponnya dan hubungi Agnes."


·-&-·

"Ck! Haduh gak diangkat lagi." Seorang wanita kini sedang mondar-mandir di depan pintu rumah pacarnya. Dilihat-lihat, rumahnya itu masih sepi bahkan lampu terasnya tidak menyala. Membuat suasana rumah itu sedikit horor.

Tak jauh dari tempatnya juga, rumah yang masih satu deretan juga terlihat lebih horor, hanya pada lantai dua jendela itu memancarkan cahaya, ada siluet yang sedang bolak-balik juga.

Wanita itu bergidik ngeri melihatnya. Sesekali sang wanita melihat ponselnya.

Tak lama, suara mobil mendekat. Setelah melihat mobilnya, sang wanita berlari menghampiri mobil tersebut.

"Astérix!" Teriak sang wanita.

"Rebecca? Apa yang kau lakukan malam-malam begini?" Tanya Astérix setelah ia memarkirkan mobilnya, disusul Chloe yang juga keluar dari mobil.

Berdehem sebentar, Chloe berkata. "Ekhem, Kak aku masuk dulu ya. Permisi."

Astérix mengangguki pernyataan Adiknya, memastikan Chloe sudah masuk rumah, Astérix kembali berbicara pada Rebecca. "Kau belum menjawab pertanyaanku Rebecca."

Tanpa berbasa-basi lagi, Rebecca langsung memeluk Astérix erat kemudian menangis. "Kau kemana saja??... Sebulan ini tidak memberi kabar..."

Menepuk punggung Rebecca guna menenangkannya, Astérix menjawab. "Aku tidak kemana-mana. Buktinya aku di sini sedang kau peluk." Terkekeh lah lelaki itu.

Melepas pelukannya terlihat tangisan Rebecca mereda, mendengar pernyataan Astérix yang tadi Rebecca sontak meninju bahu Astérix pelan karena kesal mendengar pernyataannya.

One Kiss Away from Killing[✓]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora