"28"

843 65 5
                                    

Suasana rumah Gea terdengar ricuh. "Mah Gea mau ikut kemah yang diadain pihak sekolah di puncak." pinta gadis itu setelah mereka semua melakukan rutinitas makan malam.

"Nggak ada! Nggak ada! Nggak ada acara kemah-kemahan nggak jelas!" larang Gina tanpa banyak pertimbangan.

Tentu Gea tidak bisa terima begitu saja keputusan Mamanya. "Ma! Ayolah sekali-kali izinin Gea ikut acara yang di selenggarain sekolah" pintanya masih mencoba membujuk Mamanya, agar mau merubah keputusannya.

"Nggak ada Ge! Di puncak dingin. Jauh dari rumah sakit. Dan Mama nggak mau Lea kenapa-kenapa."

"Mah yang izin Gea bukan Lea, Lea mah udah di rumah aja!"

"Lea nggak pergi, kamu juga nggak pergi. Kalian mending dirumah aja. Dan kamu Gea kamu udah kelas 2. Waktu kamu di SMA udah nggak banyak, mending kamu gunain waktu kamu buat, belajar mahamin materi yang belum kamu kuasai!"

"Ma tapi...."

Ucapan Gea dipotong begitu saja oleh Papanya. "Ge turutin semua ucapan Mama kamu. Ini juga buat kebaikan kamu sendiri."

"Terus kalau Gea ngikutin mau Mama terus, keinginan Gea sendiri gimana Pa? Sampai kapan Gea harus ngalah terus? Ini nggak adil buat Gea!"

Setelah mengatakan hal tersebut Gea memilih pergi meninggalkan rumah. Beruntungnya jam masih menunjukkan pukul 20:00. Gea memuskan untuk pergi ke Alfamart dia butuh eskrim untuk membuat moodnya kembali membaik.

Sepanjang jalan Gea hanya menunduk, sambil sesekali kakinya menendang kumpulan batu untuk sedikit meluapkan kekesalannya.

"Kenapa yang gue mau harus dibatesin sama penyakitnya Lea sih! Nggak adil banget!"

Melihat batu yang lumayan besar ditendangnya batu itu. Dan sesuatu diluar dugaan terjadi.

"ANJING!!!" umpat seorang pengguna sepeda motor.

"Ups sorry!" rutuk Gea menyadari kebodohannya, "Eh maaf Mas, saya nggak sengaja," ujarnya kikuk sambil menggaruk lehernya sendiri yang sama sekali tidak gatal.

"Lo punya mata nggak sih!" bentak pemuda itu kesal, sambil tangannya mengusap-usap keningnya sendiri yanh terasa benjol akibat tendangan maut dari gadis di depannya.

"Ya punya, nih kelihatankan 2" celetuk Gea, dipelototkan matanya menghadap pemuda itu. Dapat Gea nilai kalau dia masih seusia dengan Gea.

"Pake ngejawab lagi!"

"Lah kan lo nanya, ya gue jawablah. Salahnya dimana Mas?" tanya Gea heran.

"Salahnya karena kecerobohan lo bikin orang celaka!"

"Kan gue udah minta maaf, lagian gue juga nggak sengaja." serunya masih mencoba membela diri.

"Gini ya Mas, Allah aja maha pemaaf, masa Mas sebagai mahluk Allah nggak mau maafin kesalahan gue."

"Mas, Mas, Mas, Mas! Emang muka gue setua itu apa?" sungut cowok tersebut berdecak sebal.

"Yahhh!!! Salah lagi gue."

******

Setelah menyelesaikan urusannya dengan cowok yang nggak sengaja Gea tipuk, dia kembali melanjutkan niat awalnya. Apalagi kalau bukan mencari cemilan untuk memperbaiki mood nya.

"Gea?" sapa Atta yang kebetulan mau memasuki Alfa yang sama dengannya.

"Lo Atta" pekik Gea antusias,

"Lo ngapain malem-malem masih keluyuran?"

"Nyari stok cemilan." Dan mereka sama-sama memasuki Alfamart guna mencari barang yang mereka butuhkan.

Tidak membutuhkan waktu lama, disinilah mereka sekarang. Dimobil milik Atta, kebetulan Gea juga jalan kakikan ketempat ini.

Atarangi. {Selesai}Where stories live. Discover now