"11"

1K 83 10
                                    

Zieldra dan Arsen terlihat sangat kaget kalimat yang baru saja Atta ucapkan.

"Lo serius Ta?"

"Apa muka gue terlihat bercanda?" Atta balik melemparkan pertanyaan kepada Arsen.

Arsen sendiri hanya terdiam dirinya tidak mampu membalas perkataan Atta.

"Coba kalian banyangin yah, Mami gue pengen banget gue dapat peringkat 1 biar gue bisa narik perhatian Papi."

"SD gue bener-bener belajar mati-matian buat memenuhi ekspektasi Mami, dan nggak segampang itu. Lawan gue tergolong tangguh dulu. Dan perjuangan gue membuahkan hasil di kelas 6 nya."

"Gue dapet predikat sebagai Siswa terbaik. UN gue nyaris sempurna. Dan gue berhasil menepati nilai tertinggi tingkat provinsi"

"Waktu itu gue pulang kerumah antusias banget, tapi kalian tau apa yang terjadi? Yang awalnya gue mau ngasih kejutan ke Mami justru Mami yang ngasih kejutan di hari kelulusan gue."

"Dan hari itu juga gue terakhir lihat senyum Mami waktu gue pamit buat datang kesekolah."

"Peraih nilai UN tertinggi diraih oleh Ananda Devan Atarangi Arfaenza." ujar Santo selaku kepala sekolah SD Tunas Merdeka, memanggil salah satu murid yang sangat berprestasi dari atas mimbar.

"Bukan hanya di sekolah, bahkan nilai Atta menjadi nilai tertinggi tingkat Provinsi!" lanjutnya.

Atta sendiri hanya mematung. Dirinya masih tidak bisa mempercayai ucapan sang Kepala Sekolah, suara tepuk tangan memenuhi aula, mereka semua ikut senang dengan prestasi yang diraih oleh salah satu temannya.

"Atta silahlan beri sambutan sepatah-duapatah kata dulu untuk yang lain!" suruh Santo yang sukses membuyarkan lamuman Atta.

Tanpa menunggu waktu lama, Atta mengikuti perintah Kepala Sekolah. Atta menaiki mimbar. Dan mulai mengucapkan beberapa patah kata.
"Assalamualaikum semuanya, Eeuummm Atta binggung mau ngomong apa, intinya Atta bersyukur banget buat apa yang Atta dapettin hari ini, Dan ini Atta persembahin khusus buat orang yang paling Atta sayang. Buat Mami yang udah mau sabar ngehadapin Atta selama ini. Atta sayang sama Mami. Sayang banget."

Suara tepuk tangan semakin terdengar ricuh memenuhi aula.

Dengan perasaan senang sekaligus antusias yang membuncah Atta memasuki rumahnya, mencari keberadaan Rea, Dapur, kamar mandi, ruang tamu, ruang keluarga semuanya tidaklah luput Atta datangi. Namun Atta belum juga menemukan apa yanh dia cari.

"Mamiiiiiii!" teriaknya memanggil Rea, berharap bahwa Rea tau kalau anaknya udah pulang.

"Mami!!! Mami kemana sih, ini Atta punya kejutan buat Mami!!!" teriaknya sekali lagi memenuhi ruangan. Sambil mengedarkan pandangannya kearah sekitar.

"Pak Mardi lihat Mami nggak?" tanya Atta kesupir rumahnya,

"Enggak Den, dari pagi Bapak nggak lihat Nyonya."

"Euuummm yaudah makasih ya Pak." Setelah mengatakan hal itu Atta memutuskan untuk kembali memasuki rumah.

"Apa di kamar kali ya?"

Dan kaki munggil Atta berlarian diatas tangga, menuju kamar Rea.

"Mami!!! Mami didalem???" teriak Atta dari balik pintu.

10 menit berlalu belum juga ada jawaban. Dan Atta memutuskan untuk membuka pintu. "Mami Atta izin masuk kamar Mami ya"

CKLEK......

Saat pintu dibuka. Seketika bocah itu menangis histeris. Airmatanya berlomba-lomba untuk keluar. Hatinya merasakan sakit yang luar biasa sekaligus takut.

Atarangi. {Selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang