"05"

1.2K 102 2
                                    

FOLLOW DULU NENG

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

FOLLOW DULU NENG.🌝🌝🌝

Atta terdiam di dalam kamarnya, mengunci pintu dan seketika tubuhnya meluruh di balik senderan pintu. isakan demi isakan mulai terdengar di seluruh ruangan.

Punggung pemuda itu bergetar hebat menandakan sekacau apa kondisinya sekarang.

Fisik sekaligus psikisnya dibantai habis-habisan oleh semesta. Cukup lama Atta ada diposisi itu. Hingga perlahan dia bangkit dan mulai meraih sebuah obat yang sengaja dia sembunyikan diantara tumpukan-tumpukan baju.

Atta menatap sendu kearah barang yang sedang di pegang. Sebuah botol berwarna biru dengan merk Acriptega yang seerat mungkin dia genggam guna menyalurkan segala emosinya.

"Gue cape harus terus-terusan bergantung sama butiran kapsul ini. Harus berapa ribu kapsul lagi yang gue telan untuk mengontrol pertumbuhan virus di tubuh gue?" gumam Atta lirih seraya menatap kramik di lantai kamarnya dengan pandangan penuh keputusasaan.

ARV atau yang sering dikenal dengan nama obat Antiretroviral yaitu sebuah terapi obat untuk penderita HIV.

HIV (human immunodeficiency virus) merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan Sel darah putih. Jika makin banyak sel darah putih yang hancur, daya
tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
ARV tidak menyembuhkan hanya bersifat mengatur perkembangan virus agar penderita bisa bertahan hidup lebih lama.

Atta pernah ada di titik terendahnya, keluarga tempat berpulang yang tidak bisa dijadikan sebagai rumah. Hubungan dengan Papinya yang tidak pernah menemukan titik terang.
Rea Maminya yang memilih meninggalkan dirinya ditengah kejamnya semesta yang semakin gencar menyerang tubuh ringkih Atta.

Dan yang terakhir, 7 tahun lalu. Lebih tepatnya ketika dirinya duduk dikelas 3 SD Atta didiagnosis sebagai penderita HIV positif oleh pihak rumah sakit.

Segala macam memori masalalu terus menghatui difikirannya. Atta hanya ingin bahagia namun sepertinya semesta belum mengizinkan hal itu terjadi.

"Mami Atta cape. Boleh jemput Atta sekarang? Atta mau ikut Mami."

Pemuda itu menggulung sampai batas siku lengan panjangnya. Yah Atta memang identik dengan pakaian lengan panjang atau jaket, hal itu Atta lakukan semata-mata untuk menyembunyiakan ruam-ruam emerahan bahkan keunguan di lengannya.

Sampai saat ini belum banyak orang yang mengetahui kondisi kesehatan Atta, kecuali Gea dan Sutin. Dua orang yang paling dia percaya di dunia ini.

Atta bangkit menuju sebah cermin, dengan teliti dia memperhatikan setiap inci sudut mulutnya, gigi, lidah, gusi, bibir tidaklah luput dari perhatian Atta.

"Sariawan gue makin parah aja, ini kapan sembuhnya. Gue sampe lupa kapan terakhir kali ngerasain makan enak tanpa harus ngerasain sakit di mulut." gumam Atta lirih, sambil memperhatikan butiran bercak putih yang lumayan banyak di sekitar lidahnya

Atarangi. {Selesai}Where stories live. Discover now