"10"

1K 85 0
                                    

Saat ini Zieldra dan Arsen tengah menemani sahabat mereka yang belum juga sadarkan diri.

Diamatinya Atta yang berbaring diatas bangkar UKS. "Zel, si Atta kalau dilihat-lihat makin kurus aja iya nggak sih?" Arsen mulai mengutarakan pendapatnya.

"Iya, mukanya juga sering pucet. Ya emang ini anak dasarnya putih. Tapi beda aja gitu." Zieldra menyetujui ucapan Arsen.

"Dia nggak punya penyakit mematikan yang tiba-tiba bikin dia koid kan?" celetuk Arsen dengan mulut kurang ajarnya.

PLAKKK!

"KOK GUE DITABOK SIH!" sentak Arsen kaget dengan tindakan bruntal Zieldra.

Mata Ziel melotot sempurna. "Ngadi-ngadi lo kalau ngomong. Makanya jangan kebanyakan nonton indosiar jadi gini."

"Ya maap, kan gue cuma berpendapat."

Ditengah perdebatan mereka berdua, tiba-tiba suara lengkuhan seseorang terdengar. Yang sontak menarik perhatian Zieldra dan Arsen.

"Eeeeeeee"

"Lo nggak papa Ta?" tanya Ziel spontan, dan membatu Atta yang ingin duduk.

"Gue gapapa," jawabnya santai, namun masih terdengar lemas seperti tidak bertenaga.

"Lo mimisan Ta!" sentak Arsen khawatir melihat darah yang mengalir dari hidung sahabatnya.

Dengan segera, Ziel meraih tisu didekatnya, saat akan membatu mengusap darah Atta pemuda itu reflek melarang niat Ziel.

"JANGAN SENTUH DARAH GUE ZEL!" sentak Atta spontan

Mendengar hal itu sontak Ziel dan Arsen tersentak kaget. Dan dengan kompaknya menatap Atta heran. "Lo kenapa deh Ta?" ujar Arsen mengutarakan keheranannya.

"Ahh, ee ... enggak ... maksud gue, gue bisa ngebersihin hidung gue sendiri. Ahh, iya!" cakapnya tergagap.

"Yaudah nih." Zieldra memberikan tisu yang dia pengang kepada Atta. Butuh sampai sekitar 10 lembar tisu agar darah dari hidung Atta sepenuhnya berhenti.

"Mana gue buang tisu bekas mimisan lo?" Arsen berinisiatif menawarkan diri.

"Nggak usah, gue bisa buang sendiri."

HIV merupakan virus yang dapat ditularkan melalui media, cairan kelamin, air susu ibu, serta darah. Dan lewat darahpun menular tidak semudah itu. Virus HIV dapat menular melalui darah jika ada luka terbuka yang terkenai darah penderita HIV. Dari luka itulah dianggap sebagai gerbang Virus masuk.

Dan Atta benar-benar tidak mau mengambil resiko sekecil apapun. Walaupun Arsen ataupun Zieldra belum tentu terdapat luka dirinya hanya berjaga-jaga agar tidak menularkan Virus sialan yang berkembang dalam tubuhnya.

Itu juga alasan Atta tadi pagi menolak mentah-mentah niat baik Risa. Menurutnya ini demi kebaikan bersama.

Bell istirahat pun terdengar, "Lo mau makan apa biar gue beliin? Gue lihat-lihat tubuh lo makin kurus aja."

"Terserah kalian aja deh, tapi yang mudah di cerna ya, perut gue lagi nggak enak banget," pintanya meminta tolong kepada kedua sohibnya.

"Okey"

Dan perlahan tubuh Arsen dan Zieldra menghilang ditelan pintu.

"Sekarang aja udah ngrepotin orang, gimana nanti," sahutnya dengan sesekali menghela nafas kasarnya.

Selang beberapa menit seseorang memasuki ruang UKS, Atta yang masih memejamkan kedua matanya mengira bahwa yang datang adalah Ziel dan Arsen.

"Makanya jangan batu! Udah tau lagi sakit masih aja nekat berangkat sekolah!"

Atarangi. {Selesai}Where stories live. Discover now