42. Cerai? 🌹

Começar do início
                                    

"Benar. Jadi karena dia udah bahagia di sana, kamu juga berhak bahagia. Jangan terpuruk dalam kesedihan mulu. Kali ini terakhir sedih gara-gara Ara. Janji?"

"Hm." Tampak ragu, Leo akhirnya pun mengangguk.

🌷🌷🌷

"Weggy?"

Cewek berhoodie abu yang merasa namanya dipanggil itu spontan menoleh ke belakang. Bibirnya melengkung ke atas setelah melihat sosok sahabat yang sudah 5 tahun terakhir tidak ketemu. "ADIVAAAAA!!"

"OMG! Lo potong rambut!! Aaaa kangen banget ihhh!" Weggyana memeluk Adiva seerat-eratnya.

"Aku juga!"

"Aaaa thankyou, loh, udah bela-belain jemput di bandara."

"Sama-sama, Na. Maaf jemputnya agak telat. Tadi ada sedikit urusan," ujar Adiva seraya melepaskan pelukan.

"Iye iye santai aja, coy. Wuih kayaknya buat gue tuh?" tanya Weggyana melihat Adiva memeluk sebuket bunga.

"Oya hampir kelupaan. Ini aku ada beliin bunga buat nyambut kedatanganmu." Adiva menyodorkan sebuket bunga mawar.

"Aaaa bagus banget bunganya! Gue suka! Gue suka! Thankyou, loh! By the way, gue juga ada bawain lo hadiah dari Sydney, tapi nanti ya tunggu gue bongkar koper di rumah."

"Gak perlu repot-repot, Na."

"Udah nyiapin tau. Hahaha. Eh, di sini berisik. Langsung ngobrol di rumah gue, how?"

"Hayuk! Sini bunganya aku bantu bawain dulu."

🌹🌹🌹

"Ini buatku?" Adiva mengangkat tas mini biru muda yang ia terima dari Weggyana.

"Iya buat lo."

"Wahhhh, warnanya cakep banget! Perasaan tas ini belum ada di websitenya?"

"Iya belum ada, coy. Tas ini launching-nya masih bulan depan. Lo orang kedua yang punya setelah gue."

"Asik banget! Makasih, Na!" seru Adiva memeluk sahabatnya itu.

"Yuhuuu sama-sama. Lo sering banget ngirimin gue hadiah. Sorry gue gak pernah kirim balik. Repot banget coy ngurusin merek tas di Sydney. Haha."

"Iya gapapa, kok. Santai aja, Jadi gimana selama di Sydney? Cerita dong," desak Adiva.

"Yah ... begitulah. Masih sama kayak curhatan gue terakhir via chat. Gue pusing urusin tas. Rasanya pengen bubarin. Emang sok ide sih gue bangun merek tas di sana. Belum lagi ngurusin 2 anak. Mau pecah pala gue!"

"Hahaa. Sabar. Sabar. Kan, masih ada Willy bantuin kamu."

"Iya, sih. Untung gue punya tuh suami masih guna, ya. Karena dia jagain anak di sana, lumayanlah kali ini gue bisa pulang Indo liburan bentar. Heem lo sendiri gimana? 5 tahun gak ketemu. Coba lihat sini. Ada lebam gak?" Weggyana segera mengecek keadaan fisik Adiva.

"Lebam? Kenap kamu nanyain lebam?" Alis Adiva berkerut.

"Yaa siapa tau habis nikah sama Alvianjing lo di KDRT?" balas Weggyana curiga.

"Hah? KDRT? Hahaha. Nggaklah, Na. Aku disayang aja udah gak keburu," jawab Adiva tersipu membayangkan kehidupan pernikahan manisnya yang telah berjalan mulus selama 5 tahun.

"Heem. Benar juga. Dilihat-lihat lo makmur, nih, habis nikah. Tadi hampir nggak ngenalin lo tau. Terakhir kita ketemu, kan, waktu lo nikah. Itupun lo udah gendutan."

ALVIVA (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora