Wedding Invitation

768 134 36
                                    

Holla, berhubung dari kemarin partnya manis terus sampe giung, mari kita ketawa-ketawa dulu bersama Ha-Ha biar gak diabet! 😁😁

---------------

Hari Jumat memang waktu yang pas untuk berkumpul dengan teman-teman sepulang kerja. Awalnya Hans hanya hendak bertemu Aldo, teman les-nya dan Hana yang paling sering berhubungan dengan mereka, namun ternyata Aldo si social person malah mengajak nyaris seluruh teman les angkatan mereka untuk ikut berkumpul bersama. Ketika Hans tiba di cafe yang ditunjuk, meja mereka sudah nyaris penuh.

"Lho... Loe bawa calon bini sampe dua biji begitu, Hans?" ledek Aldo yang melihat Hans datang bersama Hana dan juga Sari.

"Anjeeengg!! Gak begitu konsepnya!" balas Hans sambil tertawa lalu saling menepuk tangan dengan Aldo dan juga teman-teman lainnya.

"Rakus banget si, Hans... Cewek-cewek angkatan kita dikuasain sama dia," tambah Steven jahil.

"Mereka sekantor, Bangsat!! Sekalian gue jemputnya!" sambar Hans cepat sementara Hana dan Sari tertawa kencang.

"Aseeekkk, jadi selingkuhan Hans! Hans! Minta berlian juga, dong!!" Sari ikut menambahkan saat dia berputar dan memilih duduk di sebelah Reza dan Dyah.

"Gak ada duitnya buat beliin loe berlian, Sar. Udah abis buat modal nikah!" jawab Hans.

Hans dan Hana duduk bersebelahan, meminta menu, lalu memesan minuman tambahan tanpa makanan karena Aldo sudah memesankan makanan untuk mereka semua sebelumnya.

"Ini emang bangke banget ya! Giliran dadakan kenapa bisa rame? Kalau di-arrange dari jauh-jauh hari, ujung-ujungnya malah gue sama Aldo lagi, Aldo lagi...." keluh Reza.

"Emang bangsat kalian semua!" sembur Aldo menunjuk mereka satu-persatu.

"Ada yang mau dateng lagi, gak?" tanya Aldi yang sedang sibuk mengunyah kentang goreng di sudut kiri.

"Gue tadi ngabarin Tristan, sih. Katanya, dia usahain," jawab Steven.

"Serius???" tanya Dyah tak percaya. "Bener Tristan mau dateng?" tegasnya lagi.

"Jadi kayaknya... Tuh, orangnya...." ujar Aldo yang mengangkat tangan ke arah pintu masuk, memberi kode pada Tristan untuk mendekat.

Sosok jangkung yang berpakaian kasual itu mendekat sambil tersenyum ke semua orang. "Telat banget ya? Maaf...." ujarnya setelah mengambil tempat di dekat Steven.

"Kita juga baru banget dateng, kok, santai aja, Tan...." ucap Sari segera.

Mereka bercakap-cakap ringan sampai semua makanan dan minuman tersaji di meja.

"Ngomong-ngomong, kita ke sini mau ngapain?" tanya Reza.

"Noh, si bangsat mau ngasih undangan," jawab Aldo yang matanya menyipit sinis, menunjuk ke arah Hans.

Hans tertawa kencang. "Dendam banget sama gue!" ledeknya.

"Abisnya loe kurang bajingan apa coba??" gerutu Aldo. "Dulu ya... gue tuh sering nge-gap-in dia sama Hana jalan bareng. Nonton, lah...makan, lah... Sampe gue pergi liburan ke Phuket aja gue ketemu mereka. Tapi, tiap kali gue tanya. Loe sama Hana pacaran, Hans? Jawabannya selalu, 'Enggak, gak pacaran!!' Eh, lama gak keliatan, tau-tau malah nelepon bilang dia mau ngelamar Hana pas kita reunian. Sekarang ngasih undangan nikah pula... Anjeeeng emang! Pantes aja dulu gue minta nomer Hana, mau ngajak jalan, dia gak ngasih," tukas Aldo panjang-lebar.

Semua yang ada di meja tertawa terbahak-bahak sampai Sari ikut angkat bicara. "Emang gitu, Do! Dulu gue juga nanya ke Hana, Na? Loe pacarnya Hans?' dia selalu jawab, 'Bukan! Gue bukan pacar Hans.' Hidihhh, bukan pacar dari sebelah mananya kalau rutin dijemput tiap pulang kerja!"

Ha-Ha The Alternate Universe (a very long journey)Where stories live. Discover now