Would you be my girl?

715 123 10
                                    

Hans Supir
Na, kamu di rumah, kan? Aku di rumah Bayu. Can we meet? Aku kangen kamu.

Pesan singkat dari Hans seketika itu juga membuyarkan mood Hana yang sudah seperempat jalan menonton maraton season ke-tiga Criminal Minds. Padahal persiapannya untuk menonton sepanjang weekend ini sudah sangat maksimal. Popcorn, hotdog buatan sendiri, tak lupa soda gembira dan juga cokelat telah disiapkan sebagai camilan karena hari ini adalah cheat day-nya Hana yang sejak patah hati setelah memutuskan hubungannya dengan Tristan, Hana jadi gemar ke gym dan coba mengatur pola hidup lebih sehat.

Hana menghela napas berat, menunduk memerhatikan pakaian yang dia kenakan. Tanktop dengan noda saus dan cokelat, dilengkapi dengan boxer bergambar monyet memegang pisang. Nice!! Dia terlihat seperti orang tak terawat. Untung saja Hans tidak memutuskan untuk datang begitu saja ke rumah Hana dan memilih untuk mengirimkan pesan terlebih dahulu. Sepertinya Hans sudah menyadari kalau akhir-akhir ini Hana menghindari dia. Terutama sepulang mereka dari Iceland.

Hana sendiri juga tidak mengerti kenapa dia terang-terangan menghindari Hans padahal tidak ada kejadian aneh di antara mereka.

Well, Oke... Berpelukan dengan busana minim saat mereka terjebak badai salju di dalam mobil di balik tumpukan pakaian dan apapun yang bisa dipakai untuk menghangatkan mereka tentu bukan hal yang aneh mengingat mereka melakukan hal itu untuk memperpanjang nyawa. Lagipula Hans memang bersikap sangat tahu diri dengan tidak menyentuh bagian tubuh paling privat Hana.  Mereka hanya fokus saling menghangatkan diri agar tidak terkena hipotermia.

Hans memang mencium Hana tepat di bibirnya. Tapi, hal itu dia lakukan saat nyawa mereka sudah terselamatkan dan dilakukan di bawah aurora yang sangat indah dan membuat perasaan semua yang melihatnya jadi kelewat melankolis, tak terkecuali Hana.

Sialnya, tanpa Hans ketahui, Hana sangat menikmati ciuman itu dan kemudian menjadi salah tingkah sendiri karena merasa ciuman itu sangat tidak tepat untuk dilakukan apalagi untuk dinikmati.

For God sake, dia baru saja patah hati, menangisi mantan pacarnya yang dia campakkan dengan penuh kesadaran selama berbulan-bulan. Tidak sepatutnya dia move on secepat ini dari hubungan enam tahun lamanya. Dengan sahabatnya sendiri pula!!

Oleh sebab itu, sepulang dari Iceland, Hana agak menghindari Hans. Walau mereka masih berkirim pesan secara rutin setiap hari,  Hana berusaha menjawab percakapan Hans sesingkat mungkin dan sering menolak jika Hans menawarkan diri untuk menjemputnya atau mengajak jalan seperti kebiasaan mereka sebelumnya.

Hana mematikan pemutar DVD-nya, menyimpan semuanya dengan rapi berikut sisa-sisa camilan yang bertebaran di mana-mana, lalu bergegas ke kamar untuk memakai pakaian yang jauh lebih pantas. Dia berganti baju sebanyak tiga kali sampai akhirnya mencoba bersikap masa bodo dengan mengambil croptop abu-abu serta celana 3/4 berwarna khaki.

Hana memerhatikan penampilannya di cermin, memakai sedikit loose powder agar tidak kusam dan memoleskan lipbalm tak lupa menyemprotkan sedikit parfum aroma green tea kesayangannya.

Menghela napas panjang dan membulatkan tekad seakan mau berperang, Hana menyambar ponselnya dan bergegas berangkat ke rumah Bayu yang hanya berjarak beberapa meter dari rumahnya.

"Bu RT, Bayu mana?" tanya Hana saat mendapati Bu RT sedang berjongkok merawat bunga-bunganya di teras depan.

"Di studio, Na. Kenapa baru dateng? Hans udah nyampe dari tadi, tuh. Dia bawa pizza...."

"Setelah berbasa-basi sebentar dengan Bu RT, Hana beranjak menuju studio mini tempat mereka biasa berkumpul. Pelan, Hana membuka pintu dan mendapati hanya ada Bayu dan Ratna di sana.

Ha-Ha The Alternate Universe (a very long journey)Where stories live. Discover now