Just play, have fun, enjoy the game

1.4K 283 20
                                    

Bayu membuka pintu gerbang tanpa permisi layaknya masuk ke rumahnya sendiri. Saat mendekati pintu utama, baru dia memanggil. "Permisi!! Spada!!! Tanteeee... Mooo balikin piiiringggg!!!!"

Tak butuh waktu lama sampai pintu menjeblak terbuka dan seraut wajah kusut bertengger di sana.

"Toa mushola loe masukin kerongkongan ya, Bay? Sember bener itu suara! Berisik tau gak?" omel Hana.

Bayu memeletkan lidah tak peduli, dia main masuk saja sambil mendorong Hana ke samping dengan sikunya.

"Tanteeeeee... Aku mau balikin piring, neeehhh...." ujar Bayu sambil berjalan menuju dapur.

"Lah, Bay ... Repot-repot amat nganterin. Titip aja sama Hana pas dia ke sana harusnya," tegur Mamanya Hana saat menerima piring yang ternyata tidak kosong melompong. Ada beberapa sukun goreng di atasnya.

"Mama baru goreng sukun, Tan.... Suruh anterin sekalian balikin piring," jelas Bayu.

"Baru panen?" tanya Mama Hana.

"Enggak, belom. Di rumah sukunnya masih kecil-kecil. Ini si mama abis dari pasar."

Mama Hana mengangguk-angguk. "Tunggu bentar ya, Bay... Jangan pulang dulu."

Menurut, Bayu berjalan menuju ruang keluarga dan melihat Hana sedang tiduran telungkup di sofa. Iseng, dia duduki kaki Hana yang membuat sahabat sekaligus musuh bebuyutannya itu langsung memaki-maki. "Babon!!! Berat, Bego!!!" seru Hana yang entah punya kekuatan dari mana berhasil mendorong Bayu sampai terjatuh dari duduknya.

Bayu tertawa kencang. "Heh, Oneng! Kenapa jam 10 loe masih melata di sofa? Bangun, woi!" ledeknya sambil menoyor kening Hana yang sekarang sudah duduk di sebelahnya.

"Ini weekend! Biarin aja kenapa, sih gue goler-goler! Sirik aja loe! Lagipula tadi jam 5 gue dibangunin mama disuruh bikin donat. Tauk ada angin apa tiba-tiba ngidam donat," gerutu Hana.

"Mau punya adek loe ya?" Bayu iseng menimpali.

"Ya kaliiiiii....."

Hana menguap lebar, menyenderkan kepala di bahu Bayu. "Capek banget, ya, Bay. Gue pikir kuliah bakal lebih santai dari SMA, gak taunya zonk. Tugasnya kaga ngotak," gerutu Hana yang sekarang sudah masuk 4 bulan masa perkuliahan bersama Bayu yang memang ditakdirkan untuk selalu jadi teman sekelasnya di Politeknik Negeri Jakarta jurusan Akuntansi.

Bayu kembali menoyor kepala Hana. "Loe kurang gerak kali... Olahraga makanya!"

"Ya kan kaga ada pelajaran Penjas sekarang, Bay!"

"Ya tibang lari pagi atau sepedaan keliling kampung aja loe males!"

"Gak ah, males... Tapi kalo loe lagi sepedaan, boncengin gue aja, gimana?"

Telapak tangan Bayu mendarat di kening Hana. "Ogah! Berat! Males amat gue nambah-nambahin beban hidup."

"Yaelah, Bay. Gue cuma minta dibonceng, bukan dipanggul!"

"Ya loe kan sama karung beras kaga ada bedanya, Na. Pendeknya sama, beratnya sama."

Kesal, tangan Hana mendadak menarik cambang Bayu kencang sampai dia memekik kesakitan.

"Loe kaga ada opsi olahraga yang lebih elit ketimbang lari sama sepedaan ya?" tanya Hana setelah Bayu puas memaki-maki dirinya.

Bayu tampak berpikir sejenak, lalu meraih ponsel Nokia 6600-nya, menelepon ke satu nomor dan menyalakan speakernya.

"Bangsat!! Gue lagi tidur!!!" maki suara di seberang sana.

Bayu tertawa. "Heh, Kang semen! Sama aja loe kayak Hana. Molor mulu kerjaannya."

Ha-Ha The Alternate Universe (a very long journey)Where stories live. Discover now