Growing up with you

1K 240 28
                                    

Hans terbangun karena Cireng menyundul-nyundul tangannya, mengeong tak henti-henti minta dibukakan pintu. Mengerang sambil menggeliat lalu mengusap-usap rambutnya hingga makin mencuat ke segala arah, Hans terpaksa bangkit, membuka pintu dan berjalan menuju tempat makan Cireng.

Dia mengisi ulang tempat makannya yang nyaris kosong, menambahkan air, namun Cireng hanya diam saja memerhatikan dia dengan mata bulatnya yang lucu dan sedikit mengingatkannya dengan Hana.

"Kok gak makan?" tegur Hans sambil mengusap-usap kepala Cireng dan Cireng hanya menjawab dengan mengeong, menyundul-nyundul tangan Hans lagi.

"Kangen sama Mama ya?" tanya Hans lagi yang sekarang menggendong Cireng di pelukannya.

Cireng mengeong pelan.

Hans menarik napas dalam, mengusap kepala kucingnya. "Sama, Reng... I miss her too...."

Setelah peristiwa di malam itu, mereka memang putus komunikasi. Hana tidak pernah menghubunginya dan Hans sendiri juga tidak mau menurunkan ego untuk memulai pembicaraan walau rindu terasa sangat menyiksa.

Hans melirik jam ternyata sudah hampir siang. Pantas saja dia lapar. Akhirnya dia ke dapur, mengeluarkan dua potong ayam ungkep yang Hana buat untuk stok makanannya di rumah dan menggoreng ayam tersebut untuk lauk makan siang. Saat dia menghabiskan suapan terakhirnya, dia merasa sedih menyadari kalau tadi dia baru menghabiskan stok ayamnya dan sekarang dia tidak bisa meminta tolong Hana untuk memasakkannya lagi.

Selesai mencuci piring, teleponnya berdering nyaring. Ternyata panggilan dari Bayu.

"Setan! Loe di rumah, kan? Lagi pacaran gak?" ucap suara di seberang sana.

"Rumah... Hana gak dateng," jawab Hans lesu.

"Lah, tumben... Gue ke sono, yak! Gabut, nih, ditinggal Ratna reunian."

Hans mengiyakan permintaan Bayu dan setengah jam kemudian pria itu sudah nongol dengan motor butut kesayangannya Entah kenapa Bayu lebih suka memakai motor lamanya padahal sudah ada motor baru yang bertengger di garasi rumahnya.

Seperti biasa, Bayu akan bersikap selayaknya berada di rumah sendiri dengan menyeduh kopi tanpa ditawari dan menghabiskan stok camilan Hans.

"Kok, tumben si Oneng gak nongol di sini? Biasanya weekend begini pacaran mulu loe!" tanya Bayu saat kopinya sudah nyaris tandas dan biskuit Hans hanya tinggal setengah kaleng saja.

"Hana lagi pacaran sama Tristan," jawab Hans dengan nada datar, berusaha semaksimal mungkin terlihat tidak peduli sementara Bayu melongo.

"Tristan?? Tristan Ardhani??? Tristan mantannya Hana???" serunya meyakinkan diri kalau pendengarannya tidak sedang rusak.

Hans mengangkat bahu. "Ya emang Tristan yang mana lagi?" Dia sudah menduga hari ini Hana akan bertemu dengan Tristan sesuai dengan ucapan Tristan kemarin saat mereka bertemu.

"Dia beneran balik?" tanya Bayu dengan nada tak percaya.

Lagi-lagi Hans mengangkat bahu. "Kayaknya...."

"Trus sekarang Hana ketemu dia?" cecar Bayu lagi.

"Kayaknya, sih, iya... Hana yang minta ketemu," jawab Hans lesu.

"Bentar... Bentar... Gue rada lost di sini. Jadi, Tristan balik, trus Hana minta ketemu sama dia sekarang, trus loe ngizinin sambil bengong di sini?"

Hans tertawa kecil, wajahnya terlihat sinis. "Hana gak butuh izin gue buat ketemu Tristan. Gue bukan suaminya...."

Terdiam sejenak, Bayu berkata. "Loe berantem ya sama si Oneng?"

Ha-Ha The Alternate Universe (a very long journey)Where stories live. Discover now