Skip the fight

1K 234 24
                                    

Menikah jelas bukan perkara mudah. Itu sebabnya cerita-cerita Princess happily ever after biasanya berhenti sampai acara wedding saja karena kalau dilanjutkan after wedding-nya, bisa jadi merusak imajinasi penonton.

Bukan berarti Hans dan Hana menyesali pernikahan mereka yang sampai saat ini berlangsung dengan sangat baik setelah delapan bulan lamanya. Namun, mereka terkadang syok ketika mendapati hal kecil saja bisa berubah menjadi acara saling diam semalaman dan cemberut sepanjang hari.

Contoh paling absurd dari sekian banyak pertengkaran mereka adalah perihal selimut. Iya, selimut. Mereka bertengkar memperebutkan selimut saat tidur.

Hans si manusia kutub suka memasang suhu serendah-rendahnya untuk tidur sementara Hana biasa memasang suhu di kisaran 23-24°c saja. Hasilnya mereka jadi saling tarik-tarikan karena Hana nyaris memonopoli selimut untuk dirinya saja.

"Dekat aku aja, sih, Na, kalau dingin. Jangan malah pergi ke ujung kasur trus nguasain selimut sendirian!" gerutu Hans yang sangat mengantuk karena sekarang waktu menunjukkan pukul satu dini hari.

"Dinginnnn! Naikin suhunya, Suamiiiii!" gumam Hana tak jelas.

"Gak mau! Ntar aku gerah!" bantah Hans.

"Ya kalau gerah, selimutnya buat aku aja!" seru Hana tak mau kalah sambil semakin merapatkan selimut membungkus erat tubuhnya.

Kesal karena tidurnya terganggu padahal dia harus bangun pagi ke bandara karena ada dinas luar, akhirnya Hans memilih pergi ke kamar atas meninggalkan Hana sendiri untuk pertama kalinya padahal mereka baru menikah selama empat minggu. Baru begini saja they were totally out from honeymoon phase.

Pagi mereka berlangsung dingin, sedingin suhu AC kamar yang Hans tempati semalam. Meskipun begitu, Hana tetap bangun lebih pagi dari Hans, menyiapkan sarapan, pakaian kerja, dan menata ransel berpergian yang sudah Hans siapkan sendiri karena dia lebih mahir menata koper daripada istrinya di dekat pintu masuk rumah.

Mereka sarapan dalam diam, walau Hans tak lupa mencium Hana saat berpamitan untuk dinas selama dua hari. Sepanjang pergi juga suasana masih kurang menyenangkan meskipun komunikasi mereka tidak putus. Akan tetapi, saat Hans pulang ke rumah lebih dulu karena Hana sedang lembur. Ketika dia membereskan ranselnya, dia menyadari kalau Hana sudah menyiapkan dua buah selimut di kaki ranjang.

Hans tertawa sendiri. Merasa konyol akan pertengkaran tak penting mereka yang seharusnya bisa terpikirkan solusi semudah itu dan tidak membiarkan masalah menjadi berlarut-larut tak jelas.

Dia bergegas meraih telepon, menanyakan kabar istrinya dan berkata kalau dia akan menjemput Hana di kantor dan mengajaknya makan malam di restoran mexico favorit Hana.

Yah, seperti itulah... Tak usah dibahas pertengkaran kecil lain seperti siapa yang harusnya mencuci piring dan pembagian tugas rumah tangga lainnya saat ART mereka libur atau perihal handuk yang tertinggal di kasur dan juga jadwal kunjungan ke orang tua. Setidaknya setelah melalui banyak perdebatan, cemberut tak jelas, mereka masih bertahan dan tetap saling mencinta.

Walau kadang cinta mereka diuji lebih dalam lagi seperti saat ini.

"Muka loe kusut bener dari tadi! Pantes aja kita kalah. Maen, kok, kaga konsen!" gerutu Bayu yang tim futsalnya menderita kekalahan 5-2 karena Hans tidak fokus bermain.

"Sorry," jawab Hans pendek sambil menegak minuman.

"Berantem loe ya?" tuding Bayu dengan mata yang dipicingkan.

"Enggak," jawab Hans lagi. "Makan dulu aja, yuk! Gue laper!" ucapnya kemudian.

Bayu diam sejenak, memerhatikan Hans secara seksama kemudian meraih ponselnya dan mengabari Ratna kalau dia akan pulang telat karena harus menemani Hans yang sedang galau.

Ha-Ha The Alternate Universe (a very long journey)Where stories live. Discover now