Say you love me

1.1K 226 46
                                    

Memiliki Hana sebagai teman itu menyenangkan. Namun, memiliki Hana sebagai kekasih ternyata sangat luar biasa.

Bukan hanya keluarganya yang menyadari tapi juga seluruh teman dan rekan kerjanya kalau akhir-akhir ini Hans lebih banyak tertawa dan seluruh sikapnya seakan memperlihatkan pendar cahaya kebahagiaan. Seperti saat ini ketika dia tertawa riang mendapat kiriman paket yang ternyata dari Hana di meja kerjanya.

"Udah nyampe? Ih... Cepet ya... Aku udah takut aja kalau nyampenya malem di kantor kamu. Aku kirim pakai pengiriman kilat kemarin malam," ucap Hana saat Hans meneleponnya perihal paket di lorong kantor.

"Perasaan aku gak pernah kasih alamat kantor ke kamu, deh, Na... Kok bisa, sih?" tanya Hans masih tak percaya kalau Hana mau merepotkan diri mengirimkan brownies kering favoritnya.

"Aduh pacarrrr... Aku kan bisa googling alamatnya! Toh, aku tau nama lengkap kamu, kok. Belum ganti nama jadi Clint Moffatt, kan? Masih Hans Arkan Hamizan? Kalau aku tanya alamat ke kamu, jadinya gak surprise lagi, dong."

"Makasih ya, Pacarnya Hans... Makin cinta, deh!"

"Kalau beneran cinta, diabisin ya... Aku baru pulang kantor kemarin langsung bikin, lho... Extra almond sesuai kesukaan kamu, trus kirim buru-buru takut ekspedisinya keburu tutup."

Hans tersenyum bahagia. "Iya, aku langsung abisin gak mau bagi-bagi."

"Pelit amat! Suruh yang lain cicipin juga! Kalau kurang, nanti aku bikinin lagi!" omel Hana.

Hans tertawa. "Iya... Iya... Anyway, nanti aku jemput, mau?"

"Gak usah, aku hari ini lembur ngurusin deadline pajak. Kasian kalau kamu nungguin lama."

Bibir Hans mencebik. "Tapi kangen...." keluhnya.

Didengarnya Hana tertawa. "Samaaaa... Makanya aku kirimin kue, kan. Biar kamu gak lupa sama aku. Sok sibuk, sih, kamu akhir-akhir ini," protesnya.

"Halah, kangenmu imitasi doang, Pacar! Giliran aku bisa jemput, malah kamu yang gak mau."

"Besok, kan, bisa ketemu. Pacaran pagi, mau? Tapi harus rela bantuin aku bebenah. Jadilah pacar baik yang bisa diriku andalkan!" ucap Hana setengah tertawa.

"Oke. Nanti aku bantu cuci piring aja... Kalau bantuin kamu nyapu sama ngepel, yang ada aku dimarahin terus sama kamu dibilang gak bersih."

Tawa renyah Hana kembali terdengar. "Pacarnya Hana emang terbaik!"

"Kalau udah muji gitu, pasti ada maunya...." selidik Hans tak percaya.

"Kok, tau, sih??"

"Udah hapal kelakuan kamu dari zaman neolitikum, Na! Hayo, mau minta apa?"

"Minta kamu dateng cepet aja... Tolong usaha untuk tetep ganteng dan wangi seperti biasa. Kangen sama baunya kamu, deh."

Hans tertawa. Entah kenapa dia merasa pipinya agak memerah digoda Hana seperti itu. "Dah lah, aku jemput kamu aja nanti. Gak usah nolak! Siapa suruh bikin aku jadi kepikiran kamu terus!"

"Ya udah, makasih, Pacar. Aku usahain kerjaanku kelar cepet. Nanti kalau udah mau selesai, aku kabarin kamu."

"Can't wait. Love you, Na...."

"See you tonight, Hans.... Muahhhh...."

Hans menutup telepon lalu bergegas kembali ke kubikelnya. Cengiran kecil masih tak lepas dari bibirnya saat dia membuka toples kue kiriman Hana dan memakannya sebuah. Enak! Hana memang pandai memasak apa pun.

"Senyum-senyum aja dari tadi, Hans!" tegur teman di sebelah kubikelnya.

"Baru dapet kue, mau?" tawar Hans.

Ha-Ha The Alternate Universe (a very long journey)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin