Good day with friends

881 226 27
                                    

Selesai merapikan rumah Tristan, Bayu memaksa Tristan untuk pergi tidur sementara mereka membawa Rein pergi berjalan-jalan. Tadinya Tristan keberatan, namun Bayu dan Ratna meyakinkan kalau mereka akan kembali paling lambat tiga jam. Lagipula cuaca di luar sedang cerah, tidak terlalu panas dan tidak terlalu berangin. Pas untuk mengajak bayi yang baru berusia dua bulan itu untuk merasakan suasana baru. Mereka juga berjanji tidak akan membawa Rein ke tempat ramai agar tidak overstimulasi yang menyebabkan dia makin rewel nantinya.

Setelah diyakinkan seperti itu, baru akhirnya Tristan setuju, dia berterima kasih ke semua orang dan pergi menuju kamarnya untuk tidur sementara yang lain bergegas pergi.

Hana dan kawan-kawan duduk di taman sambil menikmati taiyaki sekaligus mengawasi Rasya yang asyik bermain sementara Rein tertidur pulas di dalam stroller-nya.

"Cantik banget, ih...." bisik Hana gemas saat mengecek keadaan Rein yang sepertinya tidak terganggu sama sekali. "Pas lihat foto yang dikirim Titan ke Hans udah gemes banget. Eh, lihat aslinya makin gemes lagi." Seru Hana yang tangannya mengepal gemas dan muncul keinginan brutal ingin menggigit pipi bulat merah jambu Rein.

"Nama lengkapnya siapa? Lupa...." tanya Hana lagi.

"Rein Aretha Ardhani," jawab Ratna. "Rein artinya permata, Aretha artinya berbudi baik, Ardhani... Ya itu nama bapaknya, lah," jelas Ratna lagi.

"Gue pikir Yuri masih tinggal sama Tristan," ucap Hans setelah menghabiskan jus kalengnya.

"Cuma sebulan setelah melahirkan, abis itu dia langsung balik ke Tohoku nyiapin tempat tinggal baru, catch up sama penelitian yang dia tinggalin pas hamil. Cuma dateng sebulan sekali aja kayaknya. Tristan bilang, Yuri kalau datang juga gak ke tempat dia lagi. Dia milih tinggal di penginapan aja," jelas Bayu yang sekarang meremukkan kaleng sodanya sebelum membuang ke tempat sampah.

"Kok loe yang sewot, Bay?" tegur Hans sambil tersenyum tipis.

"Gak! Gue gak sewot sama Yuri!" sanggahnya dengan nada tinggi. "Cuma kasian sama Tristan aja. Lebih kasihan lagi sama Rein!!" serunya berapi-api.

"Pssssttttttt...." omel Hana karena suara Bayu membuat Rein tiba-tiba bergerak efek terkejut.

Mereka semua langsung menahan napas dan baru bisa bernapa lega saat Rein hanya membuka mata perlahan, mengerjapkan mata mengantuk, lalu kembali tidur.

"Terlepas dari kacaunya rumah Titan dan dia sendiri juga sama kacaunya... Padahal dulu dia lihat taplak miring dikit aja mana bisa... apalagi lihat noda di meja! Tapi, Rein terawat banget, lho. Bajunya bersih gak ada noda. Tadi sebelum berangkat, aku gantiin dia baju dan popok. Gak ada ruam, bersih, wangi bayi, baby crib-nya juga bersih banget. Salut, lah, sama usaha Titan buat urus Rein walau cuma sendirian," ucap Hana tiba-tiba.

"Dia sengaja pindah rumah juga karena tempat penitipan anak yang paling bagus ada di deket sini. Walau jadinya malah agak jauh ya ke tempat kerjanya," tambah Ratna lagi.

"Dia masuk kerja lagi kapan?" tanya Hans.

"Bulan depan," jawab Bayu.

"Kalian sering-sering ngecek mereka ya...." pinta Hana sambil menatap Ratna dan Bayu.

Bayu mengacak puncak kepala Hana. "Udah gue bilang ke Tristan kalau ada apa-apa langsung ke rumah aja. Ratna masih sanggup, kok, bantu ngurus Rein soalnya Rasya juga, kan, udah lumayan gede dan bisa main sendiri. Gue harap, sih, dia gak nolak tawaran kita ya...." ucapnya menenangkan Hana yang tampak khawatir.

Hana mengucapkan terima kasih tanpa suara dan merangkul pinggang Bayu, menyenderkan kepala ke pundaknya sementara Bayu menepuk-nepuk punggung Hana.

"Loe sendiri gimana? Hamilnya oke, kan?" tanya Bayu lagi.

Ha-Ha The Alternate Universe (a very long journey)Where stories live. Discover now