BAB 38 : Kebohongan

226 35 0
                                    

“Masuklah, kamu bisa memeriksaku sekarang, Tuan Petrov.”

Nikolai lekas melangkah masuk ke dalam ruangan Rhaella lagi, kemudian meletakkan secarik kertas yang diberikan oleh Rhaella ke atas meja. “Mengapa Anda tidak ingin diperiksa saat ada orang lain?”

Sambil memunggungi Nikolai, Rhaella mulai menanggalkan jubah luarnya dan berkata, “Karena aku tahu kamu tidak akan bisa menyembuhkanku, Tuan Petrov.”

Nikolai tidak membalas, karena ucapan yang dilontarkan oleh Rhaella sepenuhnya benar. Kutukan iblis berbeda dengan sihir kutukan lainnya, karena kutukan iblis hanya bisa disembuhkan oleh orang yang memberikan Rhaella kutukan.

Jika orang yang mengutuk Rhaella tidak ingin menyembuhkannya, maka kematian Rhaella akan menjadi sesuatu yang mutlak.

Tabib sehebat apapun, paling-paling hanya mampu memperlambat kematian. Begitu pun dengan Nikolai yang tidak akan mampu mencabut kutukan itu.

“Rullin sesungguhnya menaruh harapan kepadamu. Dia berharap kamu juga bisa menyembuhkanku, tapi aku lebih dari tahu bahwa kutukan ini tidak akan bisa disembuhkan oleh orang lain.” Rhaella berbalik, kemudian tersenyum. “Sebab itu, aku tidak mau menjatuhkan harapan yang dia pegang dengan membiarkan dia mendengarkan kebenaran.”

“Kesehatanku tidak akan pernah bisa membaik, Tuan Petrov. Seiring berjalannya waktu, gejala dari kutukan iblis akan mulai terlihat dengan jelas.”

Nikolai, “Yang Mulia, saya masih mampu memperlambat gejala yang Anda alami.”

Rhaella tertawa kecil. “Gejalanya sudah tidak bisa diperlambat lagi, Tuan Petrov. Karena itu, aku ingin kamu memprediksi kapan kesehatanku akan memburuk.”

Nikolai mengangguk pasrah, kemudian meminta Rhaella untuk berbaring supaya dia bisa memeriksa kondisi tubuhnya.

Di tengah-tengah pemeriksaan, Nikolai berkata, “Maaf bila saya lancang, Yang Mulia. Tapi saya ingin tahu, apakah hubungan Anda dengan Paduka Kaisar lebih dari sekedar rekan?”

Rhaella, “Menurutmu bagaimana?”

Nikolai berhenti sejenak untuk berpikir, lalu membalas, “Paduka tidak pernah sedekat itu dengan wanita. Jadi … saya berpikir bila hubungan kalian sangat dekat.”

Senyuman lantas tercetak di wajah Rhaella. “Ya, kita sangat dekat sekarang.”

Nikolai tidak bertanya lagi, karena tidak mau mengorek urusan pribadi dari kaisarnya terlalu jauh.

Beberapa saat kemudian, Nikolai sudah selesai memeriksa kondisi tubuh Rhaella sehingga Rhaella lekas memakai pakaian luarnya kembali supaya mereka bisa berbincang dengan nyaman.

“Bagaimana keadaanku, Tuan Petrov?”

Nikolai, “Dari pemeriksaan saya, sepertinya Anda baru saja mengalami kritis beberapa saat yang lalu?”

“Ya, satu bulan yang lalu, aku hampir saja mati setelah mengeluarkan terlalu banyak sihir sehingga tubuhku hampir membeku. Tapi beruntung Rullin mampu memberikan sihir api yang dia miliki kepadaku sehingga aku mampu membaik,” jelas Rhaella.

Nikolai mengangguk, menandakkan bahwa dia tahu kalau Rhaella sempat diberikan sihir api oleh Rullin. “Sihir dari Paduka Kaisar memang bisa mencegah tubuh Anda membeku dan melindungi Anda dari suhu dingin. Namun, kesehatan Anda tidak pernah membaik.”

“Titik kritis itu telah membuat tubuh Anda menjadi lebih rentan dan mempercepat gejala dari kutukan iblis. Efeknya mungkin belum terasa sekarang, tapi secara bertahap, tubuh Anda akan kehilangan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan bahkan menjadi lumpuh.”

My Fallen KingWhere stories live. Discover now