Obsesi

20.9K 1.7K 55
                                    

Eunghh
Erang seorang pria bangun dari tidurnya. Matanya mengerjap-ngerjap menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia memegang kepala nya yang berdenyut nyeri, sekelebat bayangan ketika ia menjamah tubuh gadisnya muncul.
"Tidak! bagaimana jika gadisku marah?" Batinnya gelisah sambil meremas erat tangannya.

"Kenapa tampan?" suara lembut mengalihkan atensi Dareen. "Ak-aku minta maaf sa-yang.. aku tidak bermaksud menodaimu" ucapnya bergetar. Edrea tertawa kecil "kamu gak menodai aku, semalam kamu langsung tidur" tenang Edrea sambil mengusap surai Dareen. "Benarkah?" Tanya nya pelan, Edrea hanya mengangguk singkat.

"Kenapa aku bisa tertidur saat bergairah? Ini sangat aneh" batin Dareen. "Itu bukan hal aneh Dareen karena itu ulah sistem." batin Edrea dan berlalu dari kamar.

Saat keluar Edrea berpapasan dengan Rana. "Gimana rasanya bercinta? Lo puas kan semalam?" Sarkas Edrea. Rana mematung dari mana Edrea tahu?

"M-maksud Anda nyonya? Saya tidak mengerti" ucapnya pelan mencoba untuk menutupi kegugupannya. "Hahhaha Rana Rana.. gimana gue gak tau kalo lo bercinta di tempat terbuka kayak gitu?! Apalagi tepat dibawah balkon kamar gue."

Benar.. Rana tidak bisa mengelak kali ini. Kenapa semalam ia begitu bodoh dan melakukan hal menjijikan tersebut dengan bodyguard. Seharusnya ia menikmati malam dnegan tuan Dareen-nya!

Tanpa mereka sadari beberapa maid mendengar percakapan mereka, mereka langsung berbisik atas tingkah Rana.
Maid itu sangat menjijikan
Beraninya dia bercinta di kediaman Fiollen
Jalang

Edrea tersenyum miring sedangkan Rana sudah menahan emosinya dari tadi. "Anda juga sama nyonya, anda melakukan hal tidak pantas ditempat terbuka, yang mana secara tidak langsung Anda mempertontonkan hal tak senonoh" ucap Rana sarkas.

"Gak pantes gimana maksud lo? Berciuman dengan Dareen adalah hal yang gak pantes?" Edrea menarik turunkan alisnya. "Tentu saja itu termasuk hal yang menjijikan." Jawab Rana ragu.

"Hahah menjijikan? Lo bilang menjijikan tapi lo pengen hal yang sama kan?" Edrea semakin menyudutkan Rana.

"Gue nyonya di rumah ini, gak ada yang bisa ngelarang gue dirumah sendiri kan?" Tanya nya mengejek. Rana bodoh!

"Lagian.. gue gak sampai bercinta kayak lo!" Ucap Edrea berlalu pergi.

"Sialan!" Umpat Rana pelan.

*****

Kini keluarga Lazerdain sedang berkumpul di ruang keluarga (-Kanaya). "Apa yang mau daddy bicarakan?" Datar Evano.

Ardan menghela nafas kasar "kalian tahu kan Edrea kekasih tuan Dareen?" Sean dan Altezza langsung mengangguk. "Apa kalian merasa wajahnya tidak asing?" Evano terdiam, ia juga merasakan hal tersebut.

"Edrea Alea Fiollen wajahnya mirip dengan.. Arabella" DEG jantung ketiga pria tersebut langsung berdetak kencang, "ya betul, bentuk wajah nya mirip namun dalam rupa yang dewasa" batin Sean berkecamuk.

"Dad kau tidak bisa memutuskan suatu hal begitu saja" desis Evano. "Aku tahu makanya aku akan menyelidiki hal ini" tegas Ardan.

Kanaya yang tak sengaja mendengar percakapan keluarga itupun mematung, ia memang tahu bahwa ia bukan anak kandung keluarga Lazerdain. Tapi bisakah ia memiliki semua ini? Kanaya tersenyum pedih dan berlalu ke kamarnya.

Kanaya menangis terisak di kasurnya. "Kenapa hidup ku seperti ini?! Kenapa tidak ada yang menyayangi ku? KALIAN JAHAT!" Tangisnya sambil memukul-mukul kepalanya.

"Aku benci pada kalian ayah ibu, kenapa kalian meninggalkanku dengan keluarga ini?! Aku juga benci kalian daddy mommy, kenapa kalian hanya memanfaatkan ku! Aku benci dunia ini aku benci kamu Edrea! Hiksss aku benci.." lirihnya.

TRANSMIGRASI EDREA [END]Where stories live. Discover now